Rabu, 19 Maret 2025

94. Keseimbangan dalam Memenuhi Hak

Sahabat Anas r.a. menuturkan bahwa ada tiga orang yang datang bertamu ke rumah istri-istri Rasulullah Saw. untuk bertanya tentang ibadah beliau.Ketika diberi tahu tentang bagaimana ibadah beliau, ketiganya sadar, ibadah mereka sungguh tidak ada apa apanya dibanding Rasulullah Saw. Setelah keluar dari rumah Rasulullah, mereka berkata, “Di manakah kita 

jika dibandingkan dengan ibadah Rasulullah? Padahal, beliau adalah hamba yang telah dijamin mendapatkan ampunan dari seluruh dosa, baik yang telah lalu maupun 

yang akan datang.”

Lalu salah seorang di antara mereka berkata, “Aku akan terus mendirikan shalat malam sepanjang hidupku.”

Orang kedua berkata, “Aku akan terus berpuasa 

setiap hari sepanjang tahun tanpa berhenti, meski satu hari.


Tidak mau kalah, orang ketiga berkata, “Aku akan menjauhi perempuan dan tidak akan menikah sepanjang hidupku.”

Rupanya, Rasulullah Saw. mendengar kabar tentang ketiga orang itu sehingga suatu hari beliau menemui mereka dan berkata, “Hai kalian yang mengatakan begini dan begitu! Demi Allah, bukankah aku orang yang paling 

takut di antara kalian kepada Allah dan paling takwa kepada-Nya? Meski demikian, aku berpuasa dan aku juga berbuka, dan aku juga menikahi wanita! Barangsiapa tidak menyukai Sunnahku maka ia bukanlah golonganku!”


Kisah hampir sama dialami Salman Al-Farisi dan Abu Darda. Kedua sahabat ini dipersaudarakan oleh Rasulullah Saw. Suatu hari, Salman mengunjungi Abu Darda dan melihat istri Abu Darda mengenakan pakaian yang sangat 

sederhana tanpa hiasan sedikit pun.

Karena terharu, Salman bertanya, “Mengapa 

keadaanmu seperti ini?”

Sang istri menjawab, “Saudaramu itu, Abu Darda, 

sama sekali tidak punya hasrat terhadap kenikmatan dunia.”

Tidak lama kemudian, datang Abu Darda untuk 

membuatkan makanan. Setelah itu ia berkata kepada Salman, “Makanlah, hari ini aku sedang berpuasa.Salman menjawab, “Aku tidak akan 

makan kecuali kau makan bersamaku!”

Ketika malam tiba, sebelum Abu Darda 

pergi untuk shalat, ia berkata kepada Salman, “Tidurlah!” Salman pun tidur. Namun, tidak 

lama kemudian ia bangun lagi dan berkata 

kepada Abu Darda, “Tidurlah!”

Pada akhir malam, Salman bangun, kemudian membangunkan Abu Darda, 

“Bangunlah sekarang!” Lalu, mereka berdua shalat bersama.Salman berkata kepada Abu Darda, “Sesungguhnya, Rabb-mu memiliki hak atas dirimu. Namun, dirimu juga memiliki hak atas dirimu, begitu juga, keluargamu. 

Mereka punya hak atas dirimu. Maka, berikanlah hak itu kepada setiap yang mempunyai hak.”


Keesokan harinya Abu Darda menemui Rasulullah Saw. dan menceritakan apa yang dikatakan Salman. 

Beliau menjawab singkat, “Salman benar.”



Hal di atas berlaku juga untuk wanita sebagaimana terungkap dalam kisah berikut. Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah Saw. memasuki masjid untuk mengimami shalat. Namun, di dalam masjid beliau melihat seutas tali terbentang dari satu tiang ke tiang lainnya. Beliau pun bertanya kepada para sahabat, “Tali apa ini?”

Mereka menjawab,“Wahai Rasulullah, tali ini 

milik Jainab. Apabila ia lelah dan mengantuk saat melaksanakan shalat malam, ia bergelayut dan bersandar pada tali ini agar tetap bisa 

mendirikan shalat.” Rasulullah Saw. berkomentar, “Tingkah seperti itu tidaklah baik. Jika ia lelah dan mengantuk, tidur 

dan ber istirahatlah. Jangan dipaksakan!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...