Usai Perang Khaibar, seorang wanita Yahudi
menyampaikan keinginannya untuk menjamu
Rasulullah Saw. dan para sahabat. Ia bertanya tentang
bagian daging yang paling beliau sukai. Seseorang
mengatakan bahwa beliau menyukai daging kambing
muda terutama bagian pahanya. Wanita Yahudi itu pun
menyembelih seekor kambing, membakar dagingnya,
lalu membubuhkan racun mematikan pada bagian paha.
Setelah itu, ia menyiapkan semua masakannya.
Ketika Rasulullah Saw. keluar dari masjid setelah
menunaikan shalat isya, beliau melihat seorang wanita
berdiri di tempat yang gelap, memegang sesuatu di
tangannya.
Rasulullah bertanya, “Ada apa? Mengapa kau berdiri
di situ?” “Aku membawa sedikit daging panggang untuk Tuan. Aku berharap Tuan berkenan menerimanya,” ujar wanita Yahudi itu
Rasulullah Saw. mengucapkan terima kasih dan
meminta salah seorang sahabat untuk mengambilnya.
Kemudian, beliau mengajak para sahabat untuk makan
malam dengan daging panggang itu. Namun, sebelum
sempat dimakan, daging itu—dengan izin Allah—
mengatakan bahwa ia telah dibubuhi racun. Seketika
itu juga Rasulullah Saw. melarang para sahabat memakan
daging panggang itu. Namun, ada seorang sahabat yang
telanjur memakan sepotong dan menelannya sehingga
tidak lama kemudian ia mengeluh sakit dan akhirnya
meninggal dunia.
Si wanita Yahudi itu dipanggil dan diinterogasi, tetapi
ia tidak mengaku. Maka, Rasulullah Saw. mengambil
sepotong daging dan berkata, “Sungguh, daging kambing
ini memberitahuku bahwa ia telah dibubuhi racun! Jika
memang tidak kauracuni, makanlah!” Akhirnya, wanita
itu mengakui perbuatan jahatnya dan meminta maaf.
Rasulullah Saw. bertanya, “Mengapa kau melakukan
perbuatan keji ini?”
Ia menjawab, “Kaumku berperang melawan kaummu
dan banyak di antara kaumku yang terbunuh. Aku ingin
meracunimu. Jika kau mati keracunan, berarti kau
bukan seorang nabi. Jika kau seorang nabi, Tuhan pasti
menyelamatkanmu.”
Setelah mendengar keterangan wanita Yahudi itu
dan karena ada seorang sahabat yang terbunuh akibat
racunnya, Rasulullah Saw. memerintahkan para sahabat
untuk mengeksekusi wanita itu.
Dalam riwayat Muslim diceritakan bahwa setelah wanita
Yahudi itu dihadapkan kepada Rasulullah Saw. lalu beliau
menanyainya tentang racun itu, ia menjawab, “Aku ingin
membunuhmu!”
Rasulullah Saw. berujar, “Allah tidak memberimu
kemampuan itu (untuk membunuhku).”
Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau kita bunuh
saja perempuan itu?”
“Jangan,” jawab Rasulullah Saw.
Anas yang meriwayatkan hadis ini menuturkan,
“Setelah peristiwa itu, aku mengenal wanita itu sebagai
orang yang sangat mencintai Rasulullah Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar