Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Sudah siap kan mengikuti 115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah dari awal?
Kita mulai One Day One Kisah.
1.Membersihkan Hati Nabi Saw.
Halimah binti Abi Dzuaib Al-Sa‘diyyah termenung.
Lelah terbayang jelas di pelupuk matanya. Ia nyaris
putus asa. Hari menjelang malam. Semua kawan yang
datang bersamanya telah pulang kampung dan masing-masing membawa bayi untuk disusui. Hanya ia seorang
yang bertangan hampa. Tampaknya, ia tak akan dapat
rezeki dari orang Makkah. Tak seorang ibu pun yang rela
menyerahkan bayinya kepada Halimah, karena mereka
melihat tubuhnya yang kurus dan pakaiannya yang kusut
koyak. Namun, ia ingat, ada satu bayi yang diabaikan
para ibu susuan yang datang bersamanya dari kampung.
Ia adalah putra Aminah binti Wahab. Mereka enggan
mengambil bayi itu untuk disusui karena bayi itu tak lagi
berayah. Mereka menyangka tak akan dapat rezeki lebih
banyak dari seorang anak yatim.
Akhirnya, dengan enggan, Halimah berkata kepada
suaminya, “Demi Allah, aku tidak mau pulang tanpa
membawa bayi. Aku akan pergi kepada anak yatim itu
dan mengambilnya.”
Suaminya menimpali, “Ya, ambillah. Semoga Allah
memberkahi kita karenanya.”
Dan sungguh, Allah mengabulkan doanya. Hidup
Halimah dan keluarganya diberkahi setelah mengambil
bayi yatim itu, bayi yang kelak mengubah sejarah dunia.
Pertama, air susu Halimah yang sebelumnya kering
menjadi berlimpah. Kedua, hewan ternaknya yang
tadinya kurus-kurus menjadi gemuk dan berlimpah air
susu. Ketiga, unta tunggangan Halimah dan suaminya,
yang tadinya lemah dan berjalan lambat, kini berjalan
kencang sehingga bisa menyusul teman-temannya yang
pulang lebih dulu.
Ketika Rasulullah Saw. berusia dua tahun, terjadi
sesuatu yang sangat menakjubkan. Suatu hari, beliau
main bersama teman sebayanya. Tiba-tiba dua lelaki
berpakaian putih memegang dan membawa beliau
dengan cepat menuju lembah, lalu meletakkannya
di bawah sebuah pohon. Lalu, kedua laki-laki itu
membelah dadanya dan mengeluarkan hatinya. Mereka
mengeluarkan segumpal daging dari dalam hatinya.
Salah seorang berkata, “Ini adalah bagian setan!” Lalu,
keduanya mencuci hati Rasulullah dengan air zamzam
dari wadah yang terbuat dari emas. Setelah itu, mereka
mengembalikan hati beliau ke tempat asalnya seraya
berkata, “Ini adalah hati yang telah disucikan Allah dari
segala cela!” Kemudian, mereka pergi meninggalkan
beliau.
Anak-anak lain yang bermain bersamanya saat
itu berlari kencang menuju rumah Halimah dan
menceritakan apa yang terjadi. Tentu saja Halimah dan
suaminya kaget dan mengkhawatirkan keselamatannya.
Mereka bergegas mencarinya ke segenap penjuru.
Akhirnya, mereka menemukan Muhammad telentang di
bawah sebuah pohon dengan tubuh bermandi keringat.
“Apa yang telah terjadi padamu, Anakku?” tanya
Halimah.
Muhammad menjawab, “Dua laki-laki berpakaian
putih mendatangiku. Mereka membaringkan dan
membelah dadaku. Lalu mereka mengambil sesuatu dari
dalam dadaku. Aku tidak tahu, apa yang mereka ambil.”
Mendengar tuturan beliau, Halimah dan suaminya
tercengang luar biasa dan berkata, “Ini adalah sesuatu
yang luar biasa!”
Setelah kejadian itu, suami Halimah berkata,
“Halimah, Istriku, aku takut sesuatu terjadi pada anak
ini. Bagaimana kalau kita kembalikan kepada keluarganya
sebelum terlambat?”
Halimah setuju dan mereka pun membawa
Muhammad menemui ibunya, Aminah.
“Apa yang kaulakukan? Bukankah dulu kau yang
meminta agar anakku tinggal bersamamu?” tanya
Aminah heran.
Halimah bercerita, “Sesuatu yang luar biasa terjadi
kepadanya dan aku mengkhawatirkan keselamatannya.
Jadi, kukembalikan putramu .…”
Aminah berkata, “Apa yang telah terjadi? Ceritakanlah
kepadaku! Apakah kau takut setan mengusiknya?”
“Ya, benar!”
“Tidak, demi Allah,” timpal Aminah, “Tidak ada
jalan bagi setan untuk mengusiknya. Sungguh putraku
ini memiliki keagungan luar biasa. Maukah engkau
mendengarkan ceritaku?”
“Tentu saja,” jawab Halimah singkat.
Aminah pun bercerita, “Suatu hari, saat ia masih
dalam kandungan, aku melihat cahaya keluar dari diriku
menerangi istana-istana Busyra di Negeri Syam hingga
aku dapat melihatnya dengan jelas. Demi Allah, saat
mengandungnya, aku tidak merasa letih sedikit pun,
bahkan terasa ringan. Dan ketika dilahirkan, ia letakkan
kedua tangannya di tanah dan kepalanya tengadah ke
langit. Jangan kau khawatir. Biarkanlah. Bawalah ia
kembali ke kampungmu dengan selamat!”
Maka, Halimah kembali membawa Muhammad kecil
ke rumahnya di perkampungan Bani Sa’diyah disertai
perasaan bangga karena mengasuh dan menyusui
seorang anak yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar