Ada seorang sahabat bernama Abu Dujanah.
Nama aslinya adalah Samak ibn Kharsyah. Ialah sang pemilik ikat kepala merah dan pemegang pedang
Rasulullah Saw. pada Perang Uhud. Setiap kali usai berjamaah shubuh, Abu Dujanah buru-buru keluar tidak mengikuti doa Rasulullah Saw.
Suatu hari Rasulullah Saw. menegurnya, “Apakah kau
tidak butuh kepada Allah?”
“Tentu saja, ya Rasulullah,” jawab Abu Dujanah.
“Tetapi, mengapa kau tidak diam dulu sampai tuntas doaku?”
“Maafkan aku, wahai Rasulullah, aku ada keperluan.”
“Apa keperluanmu?”
Sejenak Abu Dujanah terdiam, lalu menuturkan,
“Ya Rasulullah, rumahku berdekatan dengan rumah tetanggaku. Di rumahnya ada sebatang pohon kurma yang condong ke rumahku. Jika angin berembus di
malam hari, buah kurma yang matang berjatuhan di halaman rumahku. Bila anak-anakku bangun pagi dan merasa lapar, mereka akan makan apa yang mereka lihat
di halaman rumah. Karena itulah, aku bergegas pulang
sebelum mereka bangun untuk mengumpulkan kurma kurma itu dan memberikannya ke tetanggaku.Suatu hari, aku melihat seorang anakku memasukkan
kurma ke mulutnya. Aku mengeluarkannya dengan jariku dan kukatakan kepadanya, ‘Hai Anakku, jangan
membuka aib ayahmu kelak di akhirat!’ Ia menangis karena merasa sangat lapar. Aku berkata kepadanya,
‘Aku tidak akan membiarkan barang haram memasuki
perutmu!’ Lalu, aku segera memberikan kurma-kurma
itu kepada pemiliknya.”
Mendengar penjelasannya, mata Rasulullah tampak
berlinang dan beliau bertanya tentang siapa pemiliknya. Abu Dujanah mengatakan bahwa kurma itu milik seorang
munafik. Maka, Rasulullah Saw. memanggilnya dan
berkata, “Juallah pohon kurma di rumahmu itu dengan sepuluh kurma di surga yang akarnya berupa intan
berlian putih beserta bidadari sebanyak bilangan kurma
yang matang.”
Orang munafik itu menjawab, “Aku bukan pedagang. Aku mau menjual pohon kurma itu jika kau membayarnya
dengan harga yang tinggi dan kontan.”
Abu Bakar menawarnya, “Maukah pohon kurmamu
itu ditukar dengan sepuluh pohon kurma di tempat lain?”
Di antero Madinah tidak ada pohon kurma yang
sebaik pohon kurma itu. Si pemilik mau menjualnya karena ditukar dengan sepuluh pohon kurma. Ia berkata,
“Kalau begitu, baiklah, aku mau menukarnya.”
Abu Bakar berkata lagi, “Ya, aku membelinya!” Lalu, pohon kurma itu diberikan kepada Abu Dujanah.Rasulullah bersabda, “Aku akan menanggung
penggantinya, hai Abu Bakar.” Tentu saja Abu Bakar dan Abu Dujanah merasa senang mendengar ucapan beliau.Orang munafik itu pulang ke rumah dan berkata kepada istrinya, “Sungguh kita telah mendapatkan
keuntungan yang sangat besar hari ini!” Lalu ia
menceritakan apa yang baru saja terjadi, “Aku mendapat sepuluh pohon kurma yang ditukar dengan satu pohon kurma di samping rumah ini untuk selama-lamanya.
Kita masih bisa makan kurma yang jatuh dari pohon kurma itu dan aku tidak akan mengembalikan sedikit
pun kepada pemiliknya.”
Malam harinya, ketika Abu Dujanah tidur, dengan kuasa Allah, pohon kurma itu pindah ke samping rumah Abu Dujanah. Keesokan harinya, orang munafik itu terkesiap heran melihat pohon kurma itu tidak lagi ada di samping rumahnya. Inilah mukjizat Rasulullah Saw.
Kekuasaan Allah lebih besar dari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar