Sejak memeluk Islam bersama ayah dan saudaranya,
Hudzaifah ibn Al-Yaman menjadi sahabat yang sangat
dekat kepada Rasulullah Saw. Ia menjadi Muslim yang
benar-benar taat dan tunduk kepada Allah dan RasulNya. Ia terus mempelajari dan menghayati setiap ajaran
dan perintah junjungannya, Rasulullah Saw. Ia tidak
hanya menaati dan mengamalkan segala perintah Allah
dan Rasul-Nya dari sisi lahiriah, tetapi juga benar-benar
menghayati makna dan hakikat setiap ibadah yang
dilakukannya. Karena itulah, ia dikenal sebagai sahabat
yang memiliki pengetahuan khusus tentang rahasia batin
dan berbagai hal tersembunyi dalam diri manusia.
Hudzaifah mampu membedakan antara orang yang
beriman dan munafik. Bahkan, sahabat Umar ibn AlKhaththab tidak akan ikut menyalatkan seseorang yang
mati jika Hudzaifah tidak ikut menyalatkannya. Hanya
Hudzaifah yang diberi kabar oleh Rasulullah Saw. tentang
siapa saja orang yang benar-benar beriman dan siapa
saja orang munafik. Setelah diberi tahu, ia berjanji tidak
akan membocorkannya kepada siapa pun sepeninggal
Rasulullah Saw.
Dalam majelis-majelis Rasulullah Saw., ia kerap
bertanya tentang keburukan dengan maksud agar tidak
tertimpa keburukan itu. Misalnya, ia pernah bertanya
kepada Rasulullah Saw., ia bertanya kepada beliau,
“Wahai Rasulullah, dulu kami hidup dalam kebodohan
dan keburukan. Kemudian Allah Swt. melimpahkan
kebaikan (Islam) kepada kami. Apakah setelah kebaikan
ini akan ada keburukan?”
“Ya, ada, hai Hudzaifah,” jawab Rasulullah Saw.
“Ya Rasulullah, apakah setelah keburukan itu ada
kebaikan lagi?”
“Ya, ada, hai Hudzaifah! Tapi, kebaikan itu akan
disertai keburukan.”
“Ya Rasulullah, apa keburukannya?” desak Hudzaifah.
Rasulullah Saw. diam sejenak. Pandangan beliau
ke depan seakan-akan menerawang berbagai peristiwa
yang akan menjelang, lalu berkata, “Yaitu orang yang
mengikuti ajaran selain ajaranku dan memberikan
petunjuk selain petunjukku. Mereka berbuat kebaikan,
tetapi sesungguhnya melakukan keburukan.”
“Ya Rasulullah, apakah setelah kebaikan akan ada
keburukan lagi?” tanya Hudzaifah penasaran
“Ya, ada, yaitu orang yang mengajak ke pintu neraka.
Barangsiapa mengikuti ajaran itu, mereka akan terseret
ke neraka,” jelas Rasulullah Saw.
“Bagaimana ciri-ciri mereka, ya Rasulullah?”
“Mereka berasal dari kalangan kita juga dan berkatakata dengan bahasa kita,” tegas Rasulullah Saw.
Mendengar jawaban beliau, Hudzaifah ibn Al-Yaman
tercenung. Setelah diam beberapa saat, ia bertanya
lagi dengan penuh rasa ingin tahu, “Wahai Rasulullah,
apakah yang harus kulakukan jika hidup di masa seperti
itu?”
“Tetaplah bergabung dengan kelompok Muslim dan
pemimpin mereka!”
“Tetapi bagaimana jika mereka tidak punya
pemimpin?”
“Hindarilah seluruh kelompok itu, bahkan meskipun
kau harus menggigit pangkal pohon sampai kau mati
dalam keadan demikian,” ujar Rasulullah Saw. mengakhiri
majelis hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar