Selepas shalat berjamaah di masjid, Rasulullah
Saw. menggelar pertemuan dengan para sahabat,
termasuk di antaranya Abu Hurairah. Pada pertemuan
itu, Rasulullah Saw. menasihati mereka agar jangan
suka berkerumun di tepi jalan serta mengobrol atau
ngerumpi tanpa arah. Beliau berbicara tentang hal itu
karena melihat banyak di antara mereka yang sering
melakukannya. “Hindarilah duduk di tepi jalan,” pesan
Rasulullah Saw. kepada mereka.
Para sahabat terdiam mendengar pesan itu, terutama
mereka yang tinggal di kawasan padat dengan loronglorong yang sempit. Maka, mereka bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana kalau kami terpaksa duduk di tepi
jalan dan mengobrol di situ?”
“Kalau kalian tidak mendapatkan tempat lain dan
terpaksa duduk di tepi jalan maka penuhilah kewajiban
kalian di tepi jalan!”
“Kewajiban apakah itu, wahai Rasulullah?
Rasulullah Saw. melanjutkan, “Kewajiban kalian
adalah menundukkan pandangan, menghindarkan
terjadinya gangguan, menjawab salam, mengajak berbuat
kebaikan dan mencegah kemungkaran.”
Menundukkan pandangan di jalan merupakan keharusan
agar kita terhindar dari fitnah dan godaan setan. Allah
Swt. menjanjikan balasan kebaikan bagi orang yang
menundukkan pandangan dan menggolongkan perilaku
itu sebagai ibadah. Orang yang melakukannya akan
merasakan manisnya keimanan dalam hati (HR Ahmad).
Dikisahkan bahwa Fadhl ibn Abbas r.a. pernah
membonceng Rasulullah Saw. pada hari penyembelihan
(di musin haji) dari Muzdalifah menuju Mina. Lalu,
lewatlah beberapa wanita yang berada dalam sekedup
unta. Saat mereka melintas, kontan Fadhl memandang
ke arah mereka, tetapi cepat-cepat Rasulullah Saw.
memalingkan kepala Fadhl ke arah lain.
Itulah beberapa adab di tepi jalan dan di dalam
perjalanan. Sepatutnya kita selalu menundukkan
pandangan ketika melihat atau berpapasan dengan lawan
jenis yang bukan mahram, bahkan sekalipun orang itu
adalah orang buta.
Dikisahkan bahwa suatu ketika Ummu Salamah
dan Maimunah sedang bersama Rasulullah Saw., lalu
datanglah Abdullah ibn Ummi Maktum. Saat itu, telah
turun perintah berhijab untuk kaum perempuan. Maka,
Rasulullah Saw. berkata kepada keduanya, “Tutuplah
(hijabilah) diri kalian darinya!”
Kedua istri Rasulullah Saw. berkata, “Wahai
Rasulullah, bukankah ia buta? Ia tidak dapat melihat
dan mengenali kami?”
“Apakah kalian berdua buta? Bukankah kalian dapat
melihatnya?” Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Ada
tiga mata yang tidak akan melihat neraka: mata yang
berjaga di jalan Allah Swt., mata yang menangis karena
takut kepada Allah Swt., dan mata yang terjaga dari
segala hal yang dilarang Allah Swt.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar