Para sahabat sangat memahami adab di masjid,
selalu mempelajarinya, dan kukuh menjalankannya.
Mereka sangat tekun dan berlomba-lomba memelihara
kebersihan masjid. Itu mereka lakukan setelah suatu
hari melihat Rasulullah Saw. membersihkan dahak
di masjid dengan ujung ranting, lalu beliau meminta
minyak wangi kepada yang hadir. Lalu seorang pemuda
memberikan parfum jenis “khaluq”, dan beliau langsung
memercikkannya ke bekas dahak tadi.
Setelah kejadian itu, beliau berbicara di depan
hadirin mengajarkan bagaimana mengatasi masalah
mulut.
“Siapa di antara kalian yang ingin dibelakangi Allah?”
tanya Rasulullah Saw.
Para sahabat diam, terkejut mendengar pertanyaan
beliau.
Namun, setelah beliau mengulangi pertanyaannya,
mereka menjawab, “Tidak ada, wahai Rasulullah!
“Ingatlah,” lanjut beliau, “ketika kalian berdiri shalat,
Allah Swt. ada di hadapan kalian. Maka, jangan meludah
ke depan dan ke kanan. Jika mendesak ingin meludah,
usaplah dengan pakaianmu, seperti ini ….” Rasulullah
Saw. lalu melipat pakaian satu di atas yang lain.
Kemudian beliau juga memerintahkan agar masjid
diberi harum-haruman dan dupa bakar, “Harumkanlah
masjid kalian dengan asap dupa!”
Kemudian beliau berpesan agar masjid dibersihkan
dari kotoran seraya bersabda, “Dipampangkan kepadaku
seluruh pahala umatku, sampai pahala orang yang
membuang kotoran dari masjid.”
Dikisahkan bahwa suatu ketika seorang wanita berkulit
hitam tinggal di salah satu pojok masjid. Ia mendirikan
sebuah kemah kecil di sana. Ia adalah seorang budak
milik seorang penduduk Makkah. Suatu hari, sang
majikan kehilangan barang, dan mereka menuduh budak
itu sebagai pencurinya. Ia diperiksa dan ditelanjangi lalu
dihina sejadi-jadinya. Setelah diketahui bahwa ia bukan
pelakunya, budak wanita ini mereka tinggalkan sehingga
akhirnya ia pergi ke Madinah.
Wanita ini sangat rajin menyapu dan membersihkan
masjid. Rasulullah Saw. menyukai pekerjaan wanita itu
hingga ketika suatu hari beliau tidak melihatnya, beliau
bertanya kepada para sahabat. “Ia sudah meninggal,
wahai Rasulullah,” jawab para sahabat.
Rasulullah Saw. menegur keras mereka karena
dianggap memandang remeh masalah ini. “Apakah
(dengan tidak peduli terhadap wanita itu) kalian
merasa tidak menyakitiku? Tunjukkan kepadaku, mana
kuburannya?!” tanya beliau keras.
Para sahabat mengantarkan Rasulullah Saw. ke
kuburan wanita itu, kemudian beliau mendirikan shalat
di dekat kuburan wanita itu dan berdoa untuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar