Suatu saat ketika sedang berjalan-jalan, Rasulullah
Saw. melihat Abu Hurairah r.a. duduk di pinggir
jalan dengan tubuh yang tampak lunglai. Beliau tahu,
sahabatnya itu sedang kelaparan. Beliau tersenyum
seraya memanggil, “Hai Aba Hirr (panggilan Abu Hurairah
r.a.)!”
“Labbaika, yâ Rasûlullah.”
“Ikutilah aku,” titahnya.
Maka, Abu Hurairah mengikuti Rasulullah Saw.
yang berjalan ke rumahnya. Setelah diberi izin, Abu
Hurairah masuk di belakang Rasulullah. Di dalam rumah,
Rasulullah Saw. melihat satu wadah dipenuhi susu dan
beliau bertanya kepada istrinya, “Dari mana susu ini?”
“Seseorang mengirimkannya untukmu sebagai
hadiah,” jawab istrinya.
Rasulullah Saw. memanggil Abu Hurairah, “Hai, Aba
Hirr!”
“Labbaika, yâ Rasûlullah.”
“Panggillah ahlu shuffah (kaum fakir yang menetap
di serambi masjid Nabi)!”
Seperti itulah kebiasaan Rasulullah Saw. Setiap kali
mendapatkan sedekah, beliau langsung mengirimkannya
kepada ahlu shuffah. Beliau tidak mengambil sedikit
pun. Sementara jika mendapatkan hadiah, beliau akan
memakan sebagian dan memberikan sebagian lainnya
kepada para sahabat, terutama ahlu shuffah.
Ketika diperintahkan untuk memanggil ahlu shuffah,
Abu Hurairah r.a. berkata dalam hati, “Aku berhak
mendapat seteguk lebih dulu untuk mengembalikan
tenagaku. Toh nanti, kalau ahlu shuffah datang, tentu
aku yang akan disuruh melayani mereka. Pasti nanti
aku akan mendapatkan sisanya.” Tetapi, ia tidak berani
memintanya kepada Rasulullah Saw.
Abu Hurairah r.a. bergegas pergi memanggil ahlu
shuffah. Saat tiba di rumah Rasulullah Saw., mereka
langsung menempati tempat duduk masing-masing.
“Hai, Aba Hirr!”
“Labbaika, yâ Rasûlullah.”
“Terima ini dan bagikan kepada mereka!” perintah
Rasulullah Saw.
Abu Hurairah pun menerima wadah susu itu. Lalu,
ia memberikan kepada orang pertama untuk diminum
sampai puas. Lalu, orang kedua, ketiga, keempat, sampai
semuanya kebagian. Setelah itu, wadah dikembalikan
kepadanya, dan ia langsung memberikannya kepada
Rasulullah Saw. Beliau menerimanya sambil tersenyum.
“Hai, Aba Hirr!”
“Labbaika, yâ Rasûlullah.”
“Kini, tinggal aku dan engkau.”
“Benar, ya Rasulullah.”
“Duduklah dan minumlah,” pinta beliau. Ia pun
duduk dan minum susu itu. Rasulullah Saw. beberapa
kali menyuruhnya: “Minumlah!” sehingga Abu Hurairah
terus-terusan minum sampai kekenyangan.
“Demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran,
aku sudah kenyang,” ujar Abu Hurairah.
“Kalau begitu, berikan kepadaku!”
Abu Hurairah pun memberikan wadah itu. Rasulullah
Saw. memuji Allah, membaca basmallah, lalu meminum
susu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar