Sabtu, 25 Januari 2025

57. Mengambil Pelajaran dari Orang Lain

 Suatu hari seorang laki-laki tua menemui Rasulullah 

Saw. dan mengadukan perilaku anaknya yang kaya 

raya tetapi kerap mengabaikannya. Ia menuturkan, 

“Wahai Rasulullah, anakku berbuat baik kepada semua 

orang dan mau membantu mereka, tetapi ia tidak 

mau membantuku sebagai orangtuanya. Bahkan, ia 

mengusirku dari rumahnya.”

Mendengar laporan orangtua itu, Rasulullah Saw. 

segera mengutus seorang sahabat untuk menemui 

anak itu dan menasihatinya agar mau menerima dan 

mengurus ayahnya. Namun, pemuda itu berbohong 

kepada Rasulullah Saw. dengan mengatakan, “Aku tidak 

punya cukup harta untuk mengurusi ayahku.”

Rasulullah Saw. berkata, “Aku tahu, kau punya 

gudang gandum dan kurma. Kau juga memiliki simpanan 

uang yang sangat banyak.”

Pemuda itu tetap mengelak, “Wahai Rasulullah, 
siapa pun yang mengatakan hal itu kepadamu pasti
telah berdusta!”
Rasulullah Saw. melihat bahwa semua nasihatnya 
tak dapat memengaruhi hati pemuda yang lebih keras 
dari batu itu. Maka, beliau bersabda, “Berdiri dan 
pergilah dari hadapanku. Ingatlah! Tak lama lagi kau 
akan menyesal dan di saat itu datang, penyesalanmu itu 
tak lagi berguna.”
Kemudian Rasulullah Saw. memerintahkan para 
sahabat untuk menyediakan tempat tinggal dan 
kebutuhan hidup orangtua itu dari baitulmal agar ia tak 
lagi merasa kesusahan.
Sementara, si pemuda itu merasa senang setelah 
pergi dari hadapan Rasulullah Saw. karena sekarang ia 
telah lepas dari keharusan mengurusi ayahnya. 
Beberapa waktu kemudian, ketika datang saat yang 
tepat untuk menjual kurma, pemuda itu membuka 
gudang tempat penyimpanan kurmanya. Namun, 
ia terkesiap saat mendapati semua kurma di dalam 
gudangnya telah habis dimakan ulat. Tak ada yang tersisa 
sedikit pun kecuali biji-biji kurma yang tidak akan laku 
dijual. 
Kemudian, ia bergegas pergi menuju gudang tempat 
penyimpanan gandumnya. Lagi-lagi ia tersentak, kaget, 
dan marah saat melihat gandum di dalam gudangnya 
diserang serangga. Hewan kecil itu memakan gandum
di gudang itu hingga yang tersisa hanya batangnya. Ia 
melihat ada sebagian gandum yang belum diserang 
serangga. Namun, ternyata gandum-gandum itu pun 
telah rusak dan bau karena ditempeli banyak ulat. Tentu 
saja ia mengalami kerugian yang besar. 
Ia telah mengeluarkan modal yang sangat besar 
untuk mengolah kurma dan gandum itu kemudian 
menyimpannya di gudang. Tak ada yang bisa ia lakukan 
kecuali membuang biji-biji kurma dan batang gandum 
yang tersisa. 
Sayang, semua musibah itu tidak membuatnya 
sadar dan jera untuk kemudian meminta maaf kepada 
ayahnya. Sedikit pun ia tidak menyadari bahwa semua 
itu merupakan peringatan baginya. Ia pun tak ingat 
peringatan Rasulullah yang begitu keras. Ia tetap tidak 
mau menemui ayahnya dan meminta maaf. Akhirnya, 
beberapa hari setelah musibah itu, ia jatuh sakit. Dan 
ketika ia hendak mengambil uang yang selama ini 
disimpannya untuk berobat, lagi-lagi ia terkesiap karena 
semua uangnya telah berubah menjadi lempengan 
tembikar tak berharga. 
Hari demi hari penyakitnya kian parah. Semua 
kawannya menjauhinya karena tahu bahwa kemiskinan 
dan penyakitnya itu akibat ia durhaka kepada ayahnya.
Dua tahun kemudian, tinggal kulit dan tulang yang 
tersisa pada tubuhnya. Ia berjalan sambil bertumpu pada 
tongkat dan meminta pertolongan kepada semua orang.
Suatu hari Rasulullah Saw. berjalan bersama 
beberapa sahabat. Beliau melihat pemuda itu duduk di 
pinggir gang dengan kondisi yang sangat mengenaskan. 
Beliau menoleh kepada sahabatnya dan berkata, “Hai 
orang-orang yang durhaka kepada ayah dan ibunya, 
ambillah pelajaran dari orang ini. Alih-alih mendapatkan 
kedudukan mulia di surga, itulah yang ia dapatkan. 
Ia merasa mampu membeli surga dengan harta dan 
kedudukannya. Ketahuilah! Sebentar lagi pemuda ini 
akan meninggal dunia dan masuk Neraka Jahanam.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...