Sabtu, 25 Januari 2025

56. Berbuat Baik pada Hewan

 Dikisahkan bahwa suatu hari Rasulullah Saw. dan para 

sahabat menempuh suatu perjalanan. Di tengah 

perjalanan, Rasulullah memisahkan diri sebentar dari 

rombongan untuk suatu keperluan. Para sahabat melihat 

dua ekor anak burung hammarah (burung merah), lalu 

mengambilnya. Tidak lama kemudian, induknya datang dan 

tampak gelisah karena tidak menemukan kedua anaknya. 

Ketika Rasulullah Saw. datang dan melihat induk burung 

itu, beliau bertanya, “Siapakah yang telah menyusahkan 

burung ini? Segera kembalikan anak-anaknya!”

Di lain kesempatan, ketika melihat sarang burung 

yang dibakar, beliau bertanya, “Siapakah yang telah 

membakar sarang ini?”

Para sahabat menjawab, “Kami.”

“Hanya Rabb Al-Nâr (Sang Pemilik Api, yakni Allah) 

yang pantas mengazab dengan api.”

Suatu saat Rasulullah Saw. melihat seseorang menginjak 
perut seekor kambing, menajamkan pisaunya, dan 
memperlihatkan pisau itu di depan mata si kambing. 
Maka, Rasulullah Saw. bersabda, “Apakah kau ingin 
membunuhnya dengan dua kematian? Asahlah pisaumu 
itu sebelum kau merebahkannya!”
Di lain kesempatan, beliau berpesan kepada para 
sahabat, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan 
kebaikan atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, 
perbaguslah caranya. Dan jika menyembelih, perbaguslah 
caranya. Tajamkanlah pisau kalian dan senangkanlah 
sembelihan kalian!” (HR Muslim).
Imam Al-Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. 
pernah memiringkan bejana untuk seekor kucing agar 
ia bisa minum air darinya, kemudian beliau berwudhu 
dengan sisa air dari bejana itu.
Suatu saat Rasulullah Saw. bercerita kepada para 
sahabat bahwa dulu ada seorang pelacur yang merasa 
sangat kehausan sehingga ia bergegas mendekati sumur 
untuk mendapatkan air. Namun, di dekat sumur, pelacur 
itu melihat seekor anjing berjalan lemah mengitari sumur. 
Sepertinya, anjing itu pun kehausan. Ia ingin minum air 
dari sumur itu tetapi tidak bisa mengambilnya. Akhirnya, 
ia hanya bisa menjulur-julurkan lidahnya.
Pelacur itu merasa iba sehingga ia segera membuka 
sepatunya, mengikat sepatu itu dengan selendangnya, lalu
menurunkannya ke dalam sumur. Ujung lain selendang itu 
ia ikatkan pada tubuhnya. Setelah sepatunya terisi air, ia 
menariknya, lalu minum air dari sepatu itu dan kemudian 
memberi minum anjing itu hingga kenyang.
Karena kebaikannya itulah Allah mengampuni dosadosanya sebagai pelacur. Amal salehnya (bersedekah 
pada anjing) telah menghapus dosa-dosa yang ia lakukan 
di masa silam (HR Muslim).
Kisah serupa juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, tetapi 
yang melakukannya adalah seorang laki-laki. Rasulullah 
Saw. bercerita bahwa ada seorang laki-laki yang berjalan 
di bawah terik matahari. Setelah lama berjalan, ia merasa 
sangat kehausan. Namun, bekal airnya telah habis dan 
sepanjang perjalanan ia tak menemukan sumber air. 
Maka, ia terus melanjutkan perjalanan dengan pikiran 
dipenuhi keinginan agar segera menemukan sumur untuk 
memuaskan dahaganya.
Ia sangat senang ketika dari kejauhan melihat sebuah 
oase di tengah gurun pasir yang terbentang luas. Tetapi, 
alangkah kecewanya saat menemukan ternyata oase itu 
hanya fatamorgana.
Ia kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya 
ia menemukan sebuah perigi atau sumur. Para kafilah 
biasa berhenti dan beristirahat, lalu mengambil air 
untuk bekal perjalanan mereka di sekitar sumur ini.

Betapa senangnya sang musafir ketika melihat ke dalam 
sumur dan masih banyak air di sana. Namun, ia bingung, 
bagaimana cara mengambil air itu? Tidak ada ember dan 
tali timba di sana! Pinjam? Ia tak melihat seorang pun 
melintas di tempat itu. Hanya ia seorang di sana. 
Akhirnya, ia putuskan untuk merangkak turun ke 
dasar sumur itu. Dengan susah payah ia jejakkan kedua 
kakinya ke dinding sumur hingga akhirnya ia tiba di dasar 
sumur dan minum hingga puas. Setelah merasa cukup, 
ia pun merangkak naik. Namun, ia terkejut ketika keluar 
dari sumur dan melihat seekor anjing di bibir sumur 
menjulur-julurkan lidahnya saking kehausan.
“Anjing ini benar-benar kehausan seperti aku tadi. 
Jika tidak segera minum, ia pasti mati, sepertiku,” 
pikirnya dalam hati.
Tanpa pikir panjang, ia kembali menuruni sumur 
itu, membuka sepatunya dan mengisinya dengan air 
hingga penuh. Lalu, ia gigit kuat-kuat sepatunya itu dan 
perlahan merangkak naik. Akhirnya, ia sampai di luar 
sumur dan cepat-cepat meminumkan air itu pada anjing 
yang langsung mereguknya dengan rakus. 
“Maka,” kata Rasulullah Saw. di ujung ceritanya, 
“Allah berterima kasih kepadanya, karena ia telah menolong salah satu makhluk-Nya. Allah juga mengampuni 
dosa-dosanya sebagai balasan atas kebaikannya itu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...