Dikisahkan bahwa suatu hari Rasulullah Saw. dan para
sahabat menempuh suatu perjalanan. Di tengah
perjalanan, Rasulullah memisahkan diri sebentar dari
rombongan untuk suatu keperluan. Para sahabat melihat
dua ekor anak burung hammarah (burung merah), lalu
mengambilnya. Tidak lama kemudian, induknya datang dan
tampak gelisah karena tidak menemukan kedua anaknya.
Ketika Rasulullah Saw. datang dan melihat induk burung
itu, beliau bertanya, “Siapakah yang telah menyusahkan
burung ini? Segera kembalikan anak-anaknya!”
Di lain kesempatan, ketika melihat sarang burung
yang dibakar, beliau bertanya, “Siapakah yang telah
membakar sarang ini?”
Para sahabat menjawab, “Kami.”
“Hanya Rabb Al-Nâr (Sang Pemilik Api, yakni Allah)
yang pantas mengazab dengan api.”
Suatu saat Rasulullah Saw. melihat seseorang menginjak
perut seekor kambing, menajamkan pisaunya, dan
memperlihatkan pisau itu di depan mata si kambing.
Maka, Rasulullah Saw. bersabda, “Apakah kau ingin
membunuhnya dengan dua kematian? Asahlah pisaumu
itu sebelum kau merebahkannya!”
Di lain kesempatan, beliau berpesan kepada para
sahabat, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan
kebaikan atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh,
perbaguslah caranya. Dan jika menyembelih, perbaguslah
caranya. Tajamkanlah pisau kalian dan senangkanlah
sembelihan kalian!” (HR Muslim).
Imam Al-Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.
pernah memiringkan bejana untuk seekor kucing agar
ia bisa minum air darinya, kemudian beliau berwudhu
dengan sisa air dari bejana itu.
Suatu saat Rasulullah Saw. bercerita kepada para
sahabat bahwa dulu ada seorang pelacur yang merasa
sangat kehausan sehingga ia bergegas mendekati sumur
untuk mendapatkan air. Namun, di dekat sumur, pelacur
itu melihat seekor anjing berjalan lemah mengitari sumur.
Sepertinya, anjing itu pun kehausan. Ia ingin minum air
dari sumur itu tetapi tidak bisa mengambilnya. Akhirnya,
ia hanya bisa menjulur-julurkan lidahnya.
Pelacur itu merasa iba sehingga ia segera membuka
sepatunya, mengikat sepatu itu dengan selendangnya, lalu
menurunkannya ke dalam sumur. Ujung lain selendang itu
ia ikatkan pada tubuhnya. Setelah sepatunya terisi air, ia
menariknya, lalu minum air dari sepatu itu dan kemudian
memberi minum anjing itu hingga kenyang.
Karena kebaikannya itulah Allah mengampuni dosadosanya sebagai pelacur. Amal salehnya (bersedekah
pada anjing) telah menghapus dosa-dosa yang ia lakukan
di masa silam (HR Muslim).
Kisah serupa juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, tetapi
yang melakukannya adalah seorang laki-laki. Rasulullah
Saw. bercerita bahwa ada seorang laki-laki yang berjalan
di bawah terik matahari. Setelah lama berjalan, ia merasa
sangat kehausan. Namun, bekal airnya telah habis dan
sepanjang perjalanan ia tak menemukan sumber air.
Maka, ia terus melanjutkan perjalanan dengan pikiran
dipenuhi keinginan agar segera menemukan sumur untuk
memuaskan dahaganya.
Ia sangat senang ketika dari kejauhan melihat sebuah
oase di tengah gurun pasir yang terbentang luas. Tetapi,
alangkah kecewanya saat menemukan ternyata oase itu
hanya fatamorgana.
Ia kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya
ia menemukan sebuah perigi atau sumur. Para kafilah
biasa berhenti dan beristirahat, lalu mengambil air
untuk bekal perjalanan mereka di sekitar sumur ini.
Betapa senangnya sang musafir ketika melihat ke dalam
sumur dan masih banyak air di sana. Namun, ia bingung,
bagaimana cara mengambil air itu? Tidak ada ember dan
tali timba di sana! Pinjam? Ia tak melihat seorang pun
melintas di tempat itu. Hanya ia seorang di sana.
Akhirnya, ia putuskan untuk merangkak turun ke
dasar sumur itu. Dengan susah payah ia jejakkan kedua
kakinya ke dinding sumur hingga akhirnya ia tiba di dasar
sumur dan minum hingga puas. Setelah merasa cukup,
ia pun merangkak naik. Namun, ia terkejut ketika keluar
dari sumur dan melihat seekor anjing di bibir sumur
menjulur-julurkan lidahnya saking kehausan.
“Anjing ini benar-benar kehausan seperti aku tadi.
Jika tidak segera minum, ia pasti mati, sepertiku,”
pikirnya dalam hati.
Tanpa pikir panjang, ia kembali menuruni sumur
itu, membuka sepatunya dan mengisinya dengan air
hingga penuh. Lalu, ia gigit kuat-kuat sepatunya itu dan
perlahan merangkak naik. Akhirnya, ia sampai di luar
sumur dan cepat-cepat meminumkan air itu pada anjing
yang langsung mereguknya dengan rakus.
“Maka,” kata Rasulullah Saw. di ujung ceritanya,
“Allah berterima kasih kepadanya, karena ia telah menolong salah satu makhluk-Nya. Allah juga mengampuni
dosa-dosanya sebagai balasan atas kebaikannya itu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar