Senin, 13 Januari 2025

48. Dipelihara sejak Kanak-Kanak

 Kondisi masyarakat Makkah sebelum Muhammad 

mendapatkan risalah sangatlah kacau. Masyarakatnya gemar berperang, berzina, berjudi, mabukmabukan hingga mengubur anak perempuan hidup-hidup. 

Kendati demikian, Allah selalu memelihara Muhammad 

dari semua keburukan itu sejak kanak-kanak. Beliau 

tidak pernah melakukan perbuatan yang menyimpang. 

Tak pernah terbetik dalam hatinya keinginan melakukan 

sesuatu yang bertentangan dengan kemanusiaan yang 

biasa dilakukan orang jahiliah, kecuali dalam dua 

kesempatan. Namun, kemudian Allah menurunkan sekat 

dan memalingkan beliau dari keinginan itu.

Kesempatan yang pertama adalah di malam ketika 

beliau beristirahat dari menggembala kambing. Saat itu 

beliau berkata kepada temannya sesama penggembala, 

“Tolong jaga kambing-kambing gembalaanku, karena aku 

ingin pergi ke kota dan bercengkerama di malam hari 

seperti yang dilakukan para pemuda lain.

“Baiklah, aku akan menjaganya.”
Kemudian Muhammad beranjak pergi. Saat tiba di pinggiran kota, di samping sebuah rumah 
yang pertama dijumpainya, beliau mendengar tetabuhan 
rebana dan seruling. Beliau bertanya kepada seseorang, 
“Keramaian apakah itu?”
“Pesta pernikahan Fulan 
dengan Fulanah,” ujar orang itu.
Kemudian beliau duduk mendengarkan 
alunan musik itu. Namun, Allah menutup telinga beliau 
dan membuatnya mengantuk, lalu terjatuh tidur hingga 
matahari terbit. Beliau terbangun dan bergegas kembali 
ke tempat penggembalaan. Tiba di sana, temannya 
bertanya, “Apa yang engkau lakukan semalam?”
“Aku tidak melakukan apa-apa,” jawab Rasulullah, 
lalu menceritakan apa yang dialaminya tadi malam.
Pada kesempatan kedua, Rasulullah kembali meminta 
temannya untuk menjaga kambing gembalaannya, dan 
kawannya itu menjawab, “Baiklah, aku akan menjaganya.”
Kemudian beliau beranjak pergi menuju Kota 
Makkah dengan tujuan yang sama seperti beberapa 
waktu sebelumnya. Beliau kembali mendengar 
alunan musik seperti di malam itu. Lalu beliau duduk 
mendengarkannya dan kembali jatuh tertidur, sama 
seperti di malam itu. Beliau baru bangun ketika cahaya 
matahari menyengat. Lalu, beliau bergegas kembali 
kepada temannya dan menceritakan peristiwa yang 
dialaminya semalam.

Setelah dua kejadian itu, beliau tak pernah punya 
keinginan lagi untuk melakukan perbuatan buruk hingga 
Allah Swt. memuliakan beliau dengan risalah-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...