Kondisi masyarakat Makkah sebelum Muhammad
mendapatkan risalah sangatlah kacau. Masyarakatnya gemar berperang, berzina, berjudi, mabukmabukan hingga mengubur anak perempuan hidup-hidup.
Kendati demikian, Allah selalu memelihara Muhammad
dari semua keburukan itu sejak kanak-kanak. Beliau
tidak pernah melakukan perbuatan yang menyimpang.
Tak pernah terbetik dalam hatinya keinginan melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan kemanusiaan yang
biasa dilakukan orang jahiliah, kecuali dalam dua
kesempatan. Namun, kemudian Allah menurunkan sekat
dan memalingkan beliau dari keinginan itu.
Kesempatan yang pertama adalah di malam ketika
beliau beristirahat dari menggembala kambing. Saat itu
beliau berkata kepada temannya sesama penggembala,
“Tolong jaga kambing-kambing gembalaanku, karena aku
ingin pergi ke kota dan bercengkerama di malam hari
seperti yang dilakukan para pemuda lain.
“Baiklah, aku akan menjaganya.”
Kemudian Muhammad beranjak pergi. Saat tiba di pinggiran kota, di samping sebuah rumah
yang pertama dijumpainya, beliau mendengar tetabuhan
rebana dan seruling. Beliau bertanya kepada seseorang,
“Keramaian apakah itu?”
“Pesta pernikahan Fulan
dengan Fulanah,” ujar orang itu.
Kemudian beliau duduk mendengarkan
alunan musik itu. Namun, Allah menutup telinga beliau
dan membuatnya mengantuk, lalu terjatuh tidur hingga
matahari terbit. Beliau terbangun dan bergegas kembali
ke tempat penggembalaan. Tiba di sana, temannya
bertanya, “Apa yang engkau lakukan semalam?”
“Aku tidak melakukan apa-apa,” jawab Rasulullah,
lalu menceritakan apa yang dialaminya tadi malam.
Pada kesempatan kedua, Rasulullah kembali meminta
temannya untuk menjaga kambing gembalaannya, dan
kawannya itu menjawab, “Baiklah, aku akan menjaganya.”
Kemudian beliau beranjak pergi menuju Kota
Makkah dengan tujuan yang sama seperti beberapa
waktu sebelumnya. Beliau kembali mendengar
alunan musik seperti di malam itu. Lalu beliau duduk
mendengarkannya dan kembali jatuh tertidur, sama
seperti di malam itu. Beliau baru bangun ketika cahaya
matahari menyengat. Lalu, beliau bergegas kembali
kepada temannya dan menceritakan peristiwa yang
dialaminya semalam.
Setelah dua kejadian itu, beliau tak pernah punya
keinginan lagi untuk melakukan perbuatan buruk hingga
Allah Swt. memuliakan beliau dengan risalah-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar