Suatu hari Rasulullah Saw. pergi bersama para
sahabat. Ketika berhenti di suatu tempat, beliau
memerintahkan untuk menyembelih seekor domba dan
menghidangkannya untuk makan siang.
Seorang sahabat berkata, “Aku yang akan
menyembelih domba itu.”
Sahabat lainnya berkata, “Aku yang akan menguliti
domba itu.”
Dan yang lainnya berkata, “Aku yang akan memasaknya.”
Melihat semangat mereka, Rasulullah menimpali,
“Aku yang akan mengumpulkan kayu bakar dan
menyalakan apinya.”
Sontak para sahabat berkata, “Biar kami saja
yang melakukannya, wahai Rasulullah. Kami akan
mengumpulkan kayu bakar dan menyalakan api. Kami
tak mau menyusahkanmu.” Para sahabat tidak ingin
melihat Rasulullah Saw. bersusah payah dan kelelahan.
Namun, dengan lembut beliau berujar, “Aku tahu. Namun, aku tidak ingin melebihkan diriku atas kalian
dan bergantung kepada orang lain. Sesungguhnya Allah tidak
suka hamba-Nya bergantung kepada orang lain.”
Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Rasulullah Saw. dan
Hudzaifah Al-Yaman pergi ke luar Madinah. Di tengah perjalanan keduanya beristirahat. Ketika Rasulullah ingin mandi, Hudzaifah mengambil sepotong kain dan menjadikannya sebagai tabir. Usai mandi, beliau mengambil kain itu lalu berdiri menabiri Hudzaifah hingga ia selesai mandi.Setelah mandi, Hudzaifah berterima kasih kepada
Rasulullah Saw. atas kebaikan dan kerendahan hati beliau.
Kemudian ia meminta maaf dan berkata, “Ayah dan
ibuku menjadi tebusanmu, wahai Rasulullah, janganlah
engkau menyusahkan dirimu dengan melayaniku.”
Namun, Rasulullah Saw. bersikukuh memberikan
pelayanan kepada Hudzaifah, teman seperjalanannya,
dan berkata, “Jika kedua teman saling mencintai satu
sama lain maka yang paling dicintai oleh Allah di antara
keduanya adalah yang paling mencintai temannya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar