Suatu hari seorang Arab Badui datang menghadap
Rasulullah Saw. dan bertanya, “Wahai Rasulullah,
kapan Kiamat tiba?” Rasulullah Saw. tidak segera
menjawabnya, karena waktu shalat telah tiba. Beliau
segera mendirikan shalat bersama para sahabat.
Usai shalat, beliau berpaling kepada para jamaah
dan bertanya, “Mana tadi orang yang bertanya tentang
Hari Kiamat?”
“Aku, wahai Rasulullah,” jawab Arab Badui itu.
“Apa yang telah kau persiapkan untuk menghadapinya?”
“Demi Allah, aku tidak mempersiapkan amal shalat
atau puasa yang banyak. Aku hanya mencintai Allah dan
Rasul-Nya.”
“Kau akan dikumpulkan dengan orang yang kaucintai.”
Anas ibn Malik yang meriwayatkan hadis ini
berkomentar, “Aku belum pernah melihat orang Islam
begitu bahagia setelah masuk Islam, seperti saat kami
mendengar pernyataan Nabi bahwa siapa pun yang
mencintai Nabi maka ia akan digabungkan bersama
beliau pada Hari Kiamat.”
Diriwayatkan dari Abu Abdillah bahwa di Madinah
ada seorang penjual minyak wangi. Ia dikenal sangat
mencintai Rasulullah Saw. Setiap kali punya keperluan,
ia tidak akan pergi sebelum memandang wajah beliau.
Di kalangan sahabat, ia terkenal sebagai orang yang
suka menatap Rasulullah Saw. Setiap kali bersua, ia akan
memandang wajah Rasulullah dengan pandangan yang
lama dan dalam.
Suatu hari ia menemui Rasulullah Saw., berlama-lama duduk bersama beliau hingga ia merasa puas
memandang wajah beliau. Setelah itu, ia beranjak pergi.
Namun, tidak lama berselang, ia datang lagi menemui
Rasulullah Saw., yang kemudian memberi isyarat dengan
tangannya agar ia duduk. Maka, orang itu pun duduk di
hadapan beliau.
Rasulullah bertanya, “Mengapa kau melakukan itu,
padahal sebelumnya kau tidak bertingkah seperti itu?”
Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, demi yang
mengutusmu dengan membawa kebenaran sebagai Nabi,
ketika tadi aku meninggalkanmu, hatiku dipenuhi ingatan
kepadamu. Karenanya, aku tidak bisa bekerja karena
selalu teringat kepadamu. Karena itulah, aku buru-buru
kembali menemuimu.”
Kemudian, ia meminta izin Rasulullah Saw. untuk
memandang wajahnya lagi. Beliau mendoakan kebaikan
untuknya. Lama setelah kejadian itu Rasulullah Saw. tidak
melihatnya.
Suatu hari, Rasulullah Saw. bertanya kepada para
sahabat, “Ke mana orang itu?”
“Wahai Rasulullah, kami pun tidak melihatnya
berhari-hari,” ujar para sahabat.
Rasulullah Saw. mengambil sandalnya dan beranjak
pergi ke pasar diikuti para sahabat, karena ia berjualan
minyak wangi di sana. Namun, tiba di tokonya, si penjual
minyak wangi itu tidak ada sehingga Rasulullah Saw.
bertanya kepada orang-orang di sekitarnya.
Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, pedagang
minyak wangi itu telah meninggal dunia.” Orang-orang
berkomentar tentang ia, “Wahai Rasulullah, kami
mengenalnya sebagai pedagang yang jujur, tepercaya,
dan amanah. Namun, ada satu kelemahannya.”
“Apa itu?” tanya Rasulullah Saw.
“Ia senang perempuan (bukan melakukan maksiat).”
Rasulullah Saw. berujar, “Sungguh, ia sangat
mencintaiku. Jika ia sedikit tidak jujur dalam berdagang,
Tuhan akan mengampuninya karena kecintaannya
kepadaku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar