Suatu hari para sahabat berada di sebuah tempat
persinggahan di pasar Madinah. Saat waktu ashar tiba, Rasulullah Saw. meletakkan tangannya pada sebuah
wadah, dan sekitar 300 orang laki-laki berwudhu dari wadah itu. Anas r.a. yang meriwayatkan kisah ini berkata, “Aku melihat air memancar dari sela-sela jarinya.”
Keajaiban serupa terjadi dalam peristiwa Hudaibiyah. Jabir r.a. menuturkan bahwa saat kaum Muslim berkemah di Hudaibiyah, banyak di antara mereka yang
mengalami kehausan. Mereka menemui Rasulullah Saw.
mengadukan keadaan itu sambil membawa sebuah bejana berisi sedikit air. Rasulullah Saw. memasukkan
tangannya ke bejana itu dan para sahabat melihat air memancar dari sela-sela jarinya bagaikan mata air.
“Berapa jumlah kalian?” tanya Rasulullah kepada Jabir.
“Sekitar 1500 orang,” jawab Jabir.
“Air itu, insya Allah cukup untuk kalian semua.”
Benar saja, semua Muslim yang ada di Hudaibiyah saat itu dapat minum hingga puas dari wadah air yang
telah diberkahi Rasulullah Saw.
Jabir r.a. juga meriwayatkan bahwa dalam peristiwa Buwaith, pasukan Muslim kehabisan bekal air sehingga banyak di antara mereka yang duduk lemah kehausan.
Mereka mendatangi Rasulullah Saw. dan mengadukan keadaan itu. Maka, beliau meminta sebuah mangkuk dan menuangkan sedikit air ke dalamnya, lalu meletakkan kedua tangannya ke mangkuk itu. Tiba-tiba, air memancar
dari sela-sela jarinya.
Lalu, mangkuk itu diberikan kepada seorang sahabat
yang kemudian minum darinya. Mangkuk itu berputar dari satu sahabat kepada sahabat lain hingga semua
orang di sana dapat minum hingga puas. Air dalam wadah tak juga habis.
Dalam perjalanan menuju medan perang Tabuk, kaum Muslim melewati sebuah tempat yang sangat gersang.
Mereka dilanda dahaga yang sangat menyiksa. Beberapa orang diperintahkan mencari sumber air hingga akhirnya salah seorang menemukan sebuah mata air tetapi airnya
sangat sedikit, tidak akan cukup untuk memberi minum semua pasukan. Ia segera menemui Rasulullah Saw. dan melaporkan temuannya. Maka, Rasulullah Saw. dan Muaz ibn Jabal bergegas pergi menuju mata air itu.
Tiba di sana, beliau menggerakkan sebuah benda yang mengambang di atas air sehingga benda itu bergerak dan berputar-putar. Rasulullah Saw. membasuh wajahnya,
kedua tangannya, dan mengulanginya lagi. Tiba-tiba air di mata air itu menenggelamkan benda-benda yang
mengambang di atasnya, lalu mata air itu mengeluarkan suara yang sangat keras seperti petir.
Dan, tiba-tiba Muaz ibn Jabal melihat mata air itu
memancarkan air dengan sangat deras sehingga mata air itu makin penuh.
“Bergegaslah, Muaz. Jika kau hidup lebih lama, kau
akan melihat padang gersang ini penuh dengan taman dan kebun yang subur,” ujar Rasulullah Saw.
Maka, Muaz segera memenuhi wadah-wadah kosong dengan air dan menyerahkannya kepada pasukan yang kehausan. Mata air itu terus memancarkan air segar
hingga semua pasukan minum dengan puas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar