Rabu, 04 Desember 2024

9. Makanan yang Diberkahi

Dalam peristiwa Khandak, atau Perang Ahzab, 

Rasulullah Saw. dan semua kaum Muslim bekerja 

keras menggali parit di sekeliling Madinah. Mereka dibagi 

ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok 

terdiri atas sepuluh orang. Setiap kelompok ditugasi 

menggali parit sepanjang 40 hasta. Mereka semua 

bekerja keras tanpa kenal lelah karena pasukan musyrik 

Quraisy dan sekutu mereka telah bersiap-siap menyerang 

Madinah. Rasulullah juga bekerja keras memimpin kaum 

Muslim hingga lupa makan. Sudah tiga hari beliau tidak 

mendapatkan makanan yang laik. Jabir ibn Abdullah 

mengetahui keadaan beliau dan merasa iba melihat 

kondisinya yang tampak lelah dan lapar. 

Jabir berhasrat besar untuk menjamu Rasulullah 

sehingga ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku mohon izin 

untuk pulang sebentar ke rumah.” Beliau memberinya 

izin. Saat tiba di rumah, Jabir berkata kepada istrinya, 

“Aku melihat Rasulullah sangat lemah dan lapar. Namun,

beliau tetap bersabar. Apakah kita punya sesuatu untuk 

dimasak?” 

Istri Jabir menjawab, “Kita punya secangkir gandum 

dan anak kambing yang kurus.” 

Jabir segera menyembelih kambing itu, lalu istrinya 
memasaknya, kemudian membuat beberapa potong roti
gandum. Setelah makanan siap disajikan, Jabir bergegas 
pergi menemui Rasulullah Saw.
“Wahai Rasulullah, aku punya sedikit makanan di 
rumah. Sudilah kiranya Tuan datang ke rumahku bersama 
dua atau tiga orang untuk menyantapnya,” ujar Jabir.
“Apa yang telah kausiapkan?” tanya Rasulullah Saw. 
Jabir menuturkan apa adanya. Lalu, Rasulullah Saw. 
berkata, “Makanan yang banyak dan baik. Tolong katakan 
kepada istrimu agar jangan dulu membuka tutup panci 
dan menghidangkan rotinya hingga aku datang.” Maka, 
Jabir bergegas pulang ke rumahnya mendahului Rasulullah.
Sementara itu, Rasulullah Saw. berseru kepada para 
sahabat, “Berhentilah kalian semua. Mari kita pergi ke 
rumah Jabir.”
Jabir tiba di rumahnya dan menceritakan obrolannya 
dengan Rasulullah Saw. termasuk pesan beliau. Namun, 
beberapa saat kemudian Jabir terhenyak kaget dan panik 
melihat di depan rumahnya, Rasulullah datang bersama 
semua sahabat Anshar dan Muhajirin. Ia berpaling 
kepada istrinya dan berkata gugup, “Celaka, beliau 
datang bersama semua sahabat.
“Apakah beliau telah bertanya sebelumnya kepadamu?” 
tanya istrinya.
“Ya, sudah,” jawab Jabir.
“Maka, kau tidak perlu kaget,” jawab istrinya.
Jabir menyilakan Rasulullah dan para sahabat di 
rumahnya. Kemudian, Rasulullah Saw. membuka tutup 
panci dan mengambil sesendok masakan daging kambing 
itu dan mengambil sepotong roti. Lalu, para sahabat 
mengikutinya hingga semua orang yang datang ke rumah 
Jabir bisa makan dengan kenyang. Setelah semua orang 
makan, Rasulullah Saw. menyuruh istri Jabir untuk 
makan. Ternyata, di panci itu masih tersisa masakan 
untuk Jabir dan istrinya, begitu pula rotinya.
Dalam kesempatan yang berbeda, Jabir mengunjungi 
rumah ibunya, dan ternyata ibunya telah membuatkan 
makanan. Ia berkata, “Hai Jabir, pergilah kepada 
Rasulullah dan undang beliau makan.”
Maka, Jabir bergegas pergi menemui Rasulullah 
Saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, ibuku telah 
membuatkan makanan, dan beliau mengundang Tuan 
untuk menyantapnya bersama kami.” 
Rasulullah Saw. berpaling kepada para sahabat 
dan berkata, “Mari kita pergi ke sana.” Rasulullah Saw. 
datang diiringi 50 orang sahabat. Jabir sendiri terkejut 
dan bergegas pergi ke rumah ibunya untuk menyampaikan 
kabar kedatangan Rasulullah bersama puluhan sahabatnya.
Tiba di tujuan, Rasulullah dan para sahabat duduk di 
depan pintu. Kemudian beliau berkata, “Masuklah kalian 
sepuluh orang-sepuluh orang!” Kemudian, mereka semua 
makan sampai kenyang. Ternyata, hidangan yang hanya 
sedikit itu masih tersisa meski semua orang telah makan.
Suatu hari dalam sebuah ekspedisi bersama pasukan 
Muslim, Rasulullah Saw. dan kaum Muslim merasa lapar, 
sedangkan perbekalan sudah sangat menipis. Maka, 
beliau bertanya kepada Abu Hurairah, “Apakah kita 
masih punya sesuatu untuk dimakan?”
“Ya, kita masih punya kurma di kantong perbekalan,” 
jawab Abu Hurairah.
Kemudian Rasulullah Saw. mengambil kurma, 
menggenggamnya, dan berdoa agar diberkahi Allah. 
Setelah itu, beliau menyuruh semua pasukan makan 
dari wadah perbekalan itu hingga mereka semua merasa 
kenyang. Setelah mereka semua makan, Rasulullah Saw. 
berkata, “Ambillah kurma yang kupegang tadi!”
Abu Hurairah lalu memasukkan tangannya ke dalam 
kantong, dan ia menemukan di dalamnya kurma yang 
sangat banyak. 
Abu Hurairah r.a. menuturkan, “Aku masih bisa 
makan kurma dari kantong itu sampai masa Khalifah 
Utsman r.a. Ketika Khalifah Utsman terbunuh, kurma itu 
habis.” Subhânallâh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...