Dalam peristiwa Khandak, atau Perang Ahzab,
Rasulullah Saw. dan semua kaum Muslim bekerja
keras menggali parit di sekeliling Madinah. Mereka dibagi
ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri atas sepuluh orang. Setiap kelompok ditugasi
menggali parit sepanjang 40 hasta. Mereka semua
bekerja keras tanpa kenal lelah karena pasukan musyrik
Quraisy dan sekutu mereka telah bersiap-siap menyerang
Madinah. Rasulullah juga bekerja keras memimpin kaum
Muslim hingga lupa makan. Sudah tiga hari beliau tidak
mendapatkan makanan yang laik. Jabir ibn Abdullah
mengetahui keadaan beliau dan merasa iba melihat
kondisinya yang tampak lelah dan lapar.
Jabir berhasrat besar untuk menjamu Rasulullah
sehingga ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku mohon izin
untuk pulang sebentar ke rumah.” Beliau memberinya
izin. Saat tiba di rumah, Jabir berkata kepada istrinya,
“Aku melihat Rasulullah sangat lemah dan lapar. Namun,
beliau tetap bersabar. Apakah kita punya sesuatu untuk
dimasak?”
Istri Jabir menjawab, “Kita punya secangkir gandum
dan anak kambing yang kurus.”
Jabir segera menyembelih kambing itu, lalu istrinya
memasaknya, kemudian membuat beberapa potong roti
gandum. Setelah makanan siap disajikan, Jabir bergegas
pergi menemui Rasulullah Saw.
“Wahai Rasulullah, aku punya sedikit makanan di
rumah. Sudilah kiranya Tuan datang ke rumahku bersama
dua atau tiga orang untuk menyantapnya,” ujar Jabir.
“Apa yang telah kausiapkan?” tanya Rasulullah Saw.
Jabir menuturkan apa adanya. Lalu, Rasulullah Saw.
berkata, “Makanan yang banyak dan baik. Tolong katakan
kepada istrimu agar jangan dulu membuka tutup panci
dan menghidangkan rotinya hingga aku datang.” Maka,
Jabir bergegas pulang ke rumahnya mendahului Rasulullah.
Sementara itu, Rasulullah Saw. berseru kepada para
sahabat, “Berhentilah kalian semua. Mari kita pergi ke
rumah Jabir.”
Jabir tiba di rumahnya dan menceritakan obrolannya
dengan Rasulullah Saw. termasuk pesan beliau. Namun,
beberapa saat kemudian Jabir terhenyak kaget dan panik
melihat di depan rumahnya, Rasulullah datang bersama
semua sahabat Anshar dan Muhajirin. Ia berpaling
kepada istrinya dan berkata gugup, “Celaka, beliau
datang bersama semua sahabat.
“Apakah beliau telah bertanya sebelumnya kepadamu?”
tanya istrinya.
“Ya, sudah,” jawab Jabir.
“Maka, kau tidak perlu kaget,” jawab istrinya.
Jabir menyilakan Rasulullah dan para sahabat di
rumahnya. Kemudian, Rasulullah Saw. membuka tutup
panci dan mengambil sesendok masakan daging kambing
itu dan mengambil sepotong roti. Lalu, para sahabat
mengikutinya hingga semua orang yang datang ke rumah
Jabir bisa makan dengan kenyang. Setelah semua orang
makan, Rasulullah Saw. menyuruh istri Jabir untuk
makan. Ternyata, di panci itu masih tersisa masakan
untuk Jabir dan istrinya, begitu pula rotinya.
Dalam kesempatan yang berbeda, Jabir mengunjungi
rumah ibunya, dan ternyata ibunya telah membuatkan
makanan. Ia berkata, “Hai Jabir, pergilah kepada
Rasulullah dan undang beliau makan.”
Maka, Jabir bergegas pergi menemui Rasulullah
Saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, ibuku telah
membuatkan makanan, dan beliau mengundang Tuan
untuk menyantapnya bersama kami.”
Rasulullah Saw. berpaling kepada para sahabat
dan berkata, “Mari kita pergi ke sana.” Rasulullah Saw.
datang diiringi 50 orang sahabat. Jabir sendiri terkejut
dan bergegas pergi ke rumah ibunya untuk menyampaikan
kabar kedatangan Rasulullah bersama puluhan sahabatnya.
Tiba di tujuan, Rasulullah dan para sahabat duduk di
depan pintu. Kemudian beliau berkata, “Masuklah kalian
sepuluh orang-sepuluh orang!” Kemudian, mereka semua
makan sampai kenyang. Ternyata, hidangan yang hanya
sedikit itu masih tersisa meski semua orang telah makan.
Suatu hari dalam sebuah ekspedisi bersama pasukan
Muslim, Rasulullah Saw. dan kaum Muslim merasa lapar,
sedangkan perbekalan sudah sangat menipis. Maka,
beliau bertanya kepada Abu Hurairah, “Apakah kita
masih punya sesuatu untuk dimakan?”
“Ya, kita masih punya kurma di kantong perbekalan,”
jawab Abu Hurairah.
Kemudian Rasulullah Saw. mengambil kurma,
menggenggamnya, dan berdoa agar diberkahi Allah.
Setelah itu, beliau menyuruh semua pasukan makan
dari wadah perbekalan itu hingga mereka semua merasa
kenyang. Setelah mereka semua makan, Rasulullah Saw.
berkata, “Ambillah kurma yang kupegang tadi!”
Abu Hurairah lalu memasukkan tangannya ke dalam
kantong, dan ia menemukan di dalamnya kurma yang
sangat banyak.
Abu Hurairah r.a. menuturkan, “Aku masih bisa
makan kurma dari kantong itu sampai masa Khalifah
Utsman r.a. Ketika Khalifah Utsman terbunuh, kurma itu
habis.” Subhânallâh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar