Jumat, 27 Desember 2024

41. Rezeki dari Allah

 Rombongan kabilah Asyari yang terdiri atas Abu 

Musa, Abu Malik, dan Abu Amir menempuh 

perjalanan untuk menemui Rasulullah Saw. Namun di 

tengah perjalanan, mereka kehabisan bekal sehingga 

mengutus salah seorang di antara mereka pergi lebih 

dulu untuk meminta bekal kepada Rasulullah Saw. 

Ketika tiba di tempat Rasulullah Saw., orang itu 

mendengar beliau membacakan firman Allah: Dan tidak 

ada suatu binatang melata pun di bumi yang tidak diberi 

rezeki oleh Allah … (QS Hûd [11]: 6).

Mendengar ayat Al-Quran itu dibacakan, orang itu 

berkata dalam hati, “Kaum Asyari telah durhaka kepada 

Allah.” 

Ia bergegas kembali menemui kaumnya, tidak 
melanjutkan tugasnya untuk meminta bantuan 
bekal kepada Rasulullah Saw. Saat bertemu dengan 
rombongannya, ia berkata, “Bergembiralah, pertolongan 
Allah telah tiba.” Orang itu sengaja tidak menceritakan 
kejadian sebenarnya yang ia alami di tempat Rasulullah.
Teman-temannya menyangka, ia benar-benar telah 
memberitahukan keadaan mereka dan meminta bekal 
kepada Rasulullah Saw. Lalu, beberapa saat kemudian, 
datang dua orang membawa kantong besar berisi roti
dan daging sehingga mereka bisa makan sampai kenyang.
Salah seorang dari mereka berkata, “Masih tersisa 
banyak makanan sehingga kita harus mengembalikannya 
kepada Rasulullah!”
Lalu rombongan Asyari ini menemui Rasulullah Saw. 
dan berkata, “Wahai Rasulullah, kami belum pernah 
merasakan makanan yang lebih baik dan lebih lezat 
daripada makanan yang engkau berikan kepada kami.”
Tentu saja Rasulullah Saw. kaget dan berkata, “Aku 
tidak pernah mengirimkan makanan kepada kalian.” 
Mereka pun kaget mendengar tuturan Rasulullah, lalu 
menceritakan apa yang telah mereka alami.
Maka, Rasulullah Saw. menanyai si utusan itu, “Apa 
yang telah kaulakukan?”
Ia menjawab, “Itu adalah rezeki yang telah dikirimkan 
Allah kepada kami sehingga kami dapat makan dan 
minum sampai puas.”
Pada tahun delapan Hijriah, Rasulullah Saw. memberangkatkan ekspedisi yang dipimpin Abu Ubaidah ibn
Al-Jarah membawa pasukan berjumlah 300 orang. Beliau 
membekali mereka dengan sekarung kurma. Ekspedisi ini 
berangkat menuju ke sebuah pantai.
Di tengah perjalanan, Abu Ubaidah membagi 
pasukannya masing-masing satu buah kurma. Banyak di 
antara anggota pasukan itu yang mengeluh karena hanya 
diberi sebutir kurma. Namun, mereka baru akhirnya 
sadar bahwa bekal yang mereka bawa sangat sedikit 
sehingga setiap butir kurma sangatlah berharga. 
Setelah bekal kurma itu habis tak tersisa, mereka 
makin ketat menahan lapar. Untuk mengganjal perut 
sepanjang perjalanan mereka kumpulkan dedaunan, 
lalu dibasahi, dan dijadikan makanan. Mereka bertahan 
seperti itu selama beberapa hari. Saat tiba di pantai, 
mereka menemukan seekor ikan paus yang terdampar. 
Mereka pun makan dagingnya yang mencukupi mereka 
selama setengah bulan. Bahkan, daging paus itu masih 
tersisa saat ekspedisi mereka di tempat itu berakhir. 
Maka, mereka membawa sisa daging itu sebagai bekal 
perjalanan pulang ke Madinah.
Saat Abu Ubaidah dan pasukannya tiba ke Madinah, 
mereka segera menghadap Rasulullah dan melaporkan 
ekspedisi serta pengalaman mereka. Beliau manggutmanggut lalu berkata, “Itu adalah rezeki dari Allah untuk 
kalian. Masih adakah sisa daging paus itu untuk kami 
makan?” Maka, mereka mengirim sisa daging paus itu 
kepada Rasulullah Saw., dan beliau pun memakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...