Rasulullah Saw. tak pernah malu dan bosan
mendoakan para sahabat. Beliau juga tidak sungkan ketika diminta mendoakan mereka. Berikut ini beberapa kisah seputar doa beliau untuk para sahabat.
Dikisahkan bahwa seorang laki-laki buta menemui Rasulullah Saw. dan berkata, “Berdoalah kepada Allah agar Dia menyembuhkanku!”
Rasulullah Saw. bersabda, “Jika engkau mau, aku akan mendoakanmu, dan jika engkau mau juga, engkau
bisa bersabar.”
Lelaki itu bersikukuh, “Doakanlah aku, wahai
Rasulullah.”
Maka, Rasulullah Saw. menyuruhnya berwudhu
dengan baik dan kemudian berdoa dengan kalimat:
Allâhumma innî as’aluka wa atawajjahu ilayka
binabiyyika, Muhammadin Nabiy al-rahmah. Ya Muhammadu, innî atawajjahu bika fî hâjjati hâdzihî, fataqdhi wa tasyfa‘ani fîhî wa tasyaffi’hu fîyya (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu
dengan Nabi-Mu Muhammad, Nabi yang pengasih. Wahai Muhammad, aku menghadap denganmu dalam kebutuhanku ini. Ya Allah, berikan izin kepadanya untuk
memberikan syafaat kepadaku).
Ia membacakan doa itu berulang-ulang. Di saat
pulang ke rumahnya, matanya sudah bisa melihat lagi.
Suatu hari Rasulullah Saw. melihat Abu Umamah dengan
raut muka yang menampakkan kesusahan. Beliau
bertanya, “Apa yang terjadi kepadamu?”
Abu Umamah menjawab, “Aku sedangmenghadapi
kesulitan dan utang yang harus kubayar.”
“Maukah kuajarkan kepadamu kata-kata yang bila kauucapkan, niscaya Allah akan menghilangkan
kesusahan darimu dan melunasi utangmu?”
“Tentu saja, wahai Rasulullah.”
“Ucapkanlah doa ini di pagi dan sore hari:
‘Allâhumma innî a‘ûdzu bika min al-hammi wa alhazan, wa a‘ûdzu bika min al-‘ajzi wa al-kasal, wa a‘ûdzu bika min al-jubni wa al-bukhl, wa a‘ûdzu bika min ghalabah al-dayn wa qahr al-rijâl (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kedukaan, aku berlindung kepada-Mu dari lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari takut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari kuasa utang dan paksaan
orang-orang)’”.
Abu Umamah menuturkan, “Maka, aku mengamalkan doa itu setiap pagi dan sore. Terbukti, Allah menghilangkan kesusahanku dan melunasi utangku.”
Lain lagi dengan Qubaishah ibn Al-Makhariq. Ia datang
menemui Rasulullah Saw. dan memberi salam. Beliau membalas salamnya dan menyambutnya.
“Apa yang membuatmu datang menemuiku, hai
Qubaishah?” tanya Rasulullah Saw.
“Wahai Rasulullah, aku makin tua, kulitku telah
menipis, tubuhku melemah, dan aku menjadi lunak di
hadapan istriku, serta tidak sanggup lagi mengerjakan sesuatu yang dulu bisa kukerjakan. Maka, ajarkanlah kepadaku beberapa kata yang mudah-mudahan dijadikan Allah berguna bagiku, dan ringkaskanlah.”
Rasulullah Saw. bersabda, “Hai Qubaishah, ucapkan
sebanyak tiga kali tiap usai mendirikan shalat shubuh:
‘Subhânallâh wa bihamdih, subhânallâh al-‘azhîm wa bihamdih, wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh al-‘aliyy al-‘adzhîm (Mahasuci Allah dengan puji-Nya, Mahasuci
Allah Yang Maha Agung dengan puji-Nya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan kehendak Allah Yang Mahatinggi
lagi Maha Agung).’
“Jika kau mendawamkan doa ini,” kata Rasulullah
Saw., “atas izin Allah kau akan aman dari kebutaan, penyakit kusta, dan lepra. Selain itu, ucapkan juga:
‘Allâhumma ihdinî min ‘indik, wa afidh ‘alayya min fadhlik, wansyur ‘alayya min rahmatik, wa anzil ‘alayya
min barakatik (Ya Allah, tunjukilah aku dengan petunjukMu, curahkanlah karunia-Mu kepadaku, sebarkanlah Rahmat-Mu kepadaku, dan turunkan berkah-Mu kepadaku.’”)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar