Rabu, 04 Desember 2024

3. Membelah Bulan

Dikisahkan bahwa Abu Jahal mengirim surat 

undangan kepada Habib ibn Malik, seorang raja di 

Syam. Maka, Habib berangkat bersama 12.000 pasukan 

berkuda menuju Makkah. Saat tiba di Kota Abtha, 

sebuah daerah dekat Makkah, Abu Jahal beserta para 

pembesar Quraisy menyambutnya dengan memberikan 

budak dan perhiasan. Setelah duduk berhadapan, Habib 

bertanya kepada Abu Jahal tentang Muhammad.

“Tuan, bertanyalah tentang Bani Hasyim!” pinta Abu 

Jahal.

Habib menukas, “Siapakah Muhammad?”

Pembesar Quraisy yang menemui Abu Jahal 

menjawab, “Kami mengenalnya sejak kecil sebagai orang 

yang jujur dan bisa dipercaya. Saat berusia 40 tahun, 

ia berbalik menghina dan merendahkan tuhan kami. Ia 

dakwahkan agama baru yang berbeda dari agama kami!”

“Bawalah ia ke hadapanku dengan suka rela! Bila 

tidak mau, paksalah!” kata Habib.

Maka, seseorang pergi memanggil Rasulullah Saw., 
yang tanpa rasa takut sedikit pun datang menemui 
Habib ditemani sahabat setianya, Abu Bakar, dan istrinya, 
Khadijah.
Ketika Rasulullah Saw. tiba di hadapan Habib, wajah 
beliau tampak bercahaya sehingga Habib tertegun dan 
berkata, “Hai Muhammad, engkau tahu bahwa setiap 
nabi memiliki mukjizat. Apakah kau juga memilikinya?”
“Apa yang engkau inginkan?” tanya Rasulullah Saw.
Habib berkata, “Aku ingin kau membuat matahari 
terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah 
menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas 
kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu! Setelah itu, 
bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti
purnama dan selanjutnya terbenam kembali serta 
matahari muncul seperti sedia kala!”
Mendengar permintaan Habib, Abu Jahal tersenyum 
dan berkata, “Sungguh benar apa yang Tuan katakan! 
Permintaan Tuan sungguh luar biasa!”
Rasulullah Saw. pergi meninggalkan Habib menuju 
Jabal Abu Qubaisy dan mendirikan shalat dua rakaat. 
Setelah itu, beliau berdoa kepada Allah. Sejurus 
kemudian, Jibril datang dan berkata, “Assalamu‘alaikum, 
ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu 
dan berfirman, ‘Kekasihku, janganlah kau bersedih dan 
bersusah hati! Aku selalu bersamamu. Pergilah temui 
mereka! Kuatkan hujahmu. Ketahuilah, Aku telah
menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan 
malam.’”
Saat itu hari beranjak sore dan matahari condong ke 
barat hingga akhirnya terbenam di ufuk barat. Semesta 
diliputi kegelapan, kemudian muncul bulan purnama. 
Setelah bulan berada tepat di atas Rasulullah, beliau 
memberi isyarat dengan jarinya. Bulan itu bergerak turun 
dan berhenti di hadapan beliau. Lalu ia terbelah dua 
bagian. Selanjutnya, bulan berpadu lagi di atas kepala 
beliau dan bersaksi, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan 
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah 
hamba dan utusan-Nya.”
Setelah itu bulan kembali naik ke langit dan matahari 
muncul kembali seperti semula, karena saat itu belum 
datang waktunya untuk terbenam. Meskipun mukjizat 
ditampakkan begitu nyata, tetap saja Abu Jahal dan para 
pengikutnya menganggapnya sebagai sihir. Mereka tetap 
tak mau beriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...