Rabu, 18 Desember 2024

29. Kasih Sayang Allah Lebih Besar

 Setelah Perang Hawazin berakhir, sejumlah tawanan 

yang terdiri atas anak-anak dan para wanita dihadapkan 

kepada Rasulullah Saw. dan beliau memperhatikan mereka. 

Lalu, beliau dan para sahabat melihat seorang tawanan 

wanita tampak sibuk sendiri. Ia melangkah ke sana 

kemari mencari-cari putranya, belahan jiwanya. Ia tampak 

terguncang, berteriak-teriak, dan bertingkah seperti orang 

gila. Ia datangi setiap anak kecil yang sedang disusui ibunya. 

Ia periksa wajah mereka satu per satu. Payudaranya hampir 

saja pecah karena air susu yang tertahan. Ia berharap 

putranya ada di sisinya sehingga ia bisa memeluk dan 

menciuminya sepuas-puasnya, meskipun untuk itu ia harus 

korbankan nyawanya.

Beberapa saat kemudian, sang ibu menemukan 

putranya. Seketika, air matanya mengering, akal sehatnya 

kembali lagi. Ia langsung meraih dan mendekapkannya 

ke dadanya. Tangisan anak itu membuat kasih sayangnya 

meluap-luap. Sang anak dipeluk dan dicium dengan

lembut, lalu dirapatkan ke dadanya dan ia sodorkan 
payudaranya.
Rasulullah Saw. yang sangat penyayang dan pengasih 
melihatnya dengan tatapan penuh kasih. Beliau melihat 
sang ibu sangat letih. Begitu lama ia menanggung 
kerinduan yang sangat dalam kepada putranya. Derita ibu 
dan anak itu sungguh teramat besar. Para sahabat yang 
duduk bersama Rasulullah Saw. pun melihat tingkah ibu 
dan anak itu. Setelah si ibu terlihat tenang, Rasulullah 
berpaling kepada para sahabat dan bertanya, “Menurut 
kalian, apakah ibu itu akan rela jika anaknya dilemparkan 
ke dalam kobaran api?”
Para sahabat terkejut mendengar pertanyaan 
Rasulullah Saw. Bagaimana mungkin si ibu melempar 
anaknya ke dalam api? Bukankah anaknya itu adalah 
belahan jiwanya? Bagaimana bisa ia lemparkan anaknya 
ke dalam siksa? Mereka melihat ibu itu sangat mengasihi 
putranya sehingga mengabaikan penderitaan dirinya 
sendiri. Ia menciumi, memeluk, dan membasahi wajah 
anaknya dengan cucuran air matanya. Bagaimana 
mungkin ia melemparkan anaknya ke dalam api, padahal 
ia adalah ibu yang penuh kasih sayang?
Mereka menjawab, “Tentu saja tidak, wahai 
Rasulullah. Demi Allah, ibu itu pasti tidak akan rela. Ia 
tidak akan pernah bisa melakukannya.”
Rasulullah Saw. berkata, “Nah, kasih sayang Allah 
terhadap hamba-Nya lebih besar dibanding kasih sayang 
ibu itu kepada anaknya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...