Rabu, 18 Desember 2024

27. Dan, Rasulullah pun Menangis

 Suatu hari Rasulullah Saw. dan beberapa sahabat berjalan 

untuk melihat putra beliau, Ibrahim, yang sedang sakit 

bersama ibu susuannya. Saat melihat putranya, beliau 

langsung memeluk dan menciuminya. Beberapa saat kemudian 

para sahabat memasuki kamar Ibrahim. Namun, mereka 

tak sempat bertemu dengannya karena Ibrahim yang mulia 

telah meninggal dunia. Kejadian ini me ninggalkan duka 

kepedihan yang sangat dalam di hati Rasulullah Saw. Kedua 

mata beliau terus meneteskan air mata.

Abdurrahman ibn Auf bertanya, “Wahai Rasulullah, 

engkau menangis?”

Rasulullah Saw. menjawab, “Sesungguhnya tangisan 

adalah rahmah … kedua mata ini menangis ketika hati

berduka. Dan tidaklah kami mengatakan apa-apa kecuali 

apa-apa yang diridhai Tuhan kami. Wahai Ibrahim, kami 

sungguh berduka dengan kepergianmu.”

Rasulullah Saw. juga pernah menangis usai Perang Uhud. 
Setelah peperangan berakhir, dan pasukan Quraisy 
pulang ke Makkah, Rasulullah Saw. menyuruh para 
sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur di medan 
perang. Ada banyak kaum Muslim yang gugur dalam 
peperangan hebat itu, salah seorang di antara mereka 
adalah Hamzah, paman Nabi Saw. Mereka kumpulkan 
jasad kaum Muslim untuk dikuburkan. Setelah beberapa 
saat, mereka menemukan jasad Hamzah di dasar lembah 
dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Mereka 
bergegas memberi tahu Rasulullah Saw. Beliau menangis 
sedih ketika melihat kondisi jasad pamannya yang sangat 
mengenaskan—perutnya berlubang ditembus lembing 
milik Wahsyi dan dadanya terkoyak lebar disobek pisau 
milik Hindun yang kemudian merenggut jantungnya, 
mengunyahnya, dan memuntahkannya lagi. Ibn Mas‘ud 
menuturkan suasana saat itu.
“Kami belum pernah melihat Rasulullah Saw. 
menangis sesedih itu. Beliau meletakkan jasad Hamzah 
ke arah kiblat. Lalu, beliau berdiri di sampingnya dan 
menangis tersedu-sedu.”
“Seandainya Shafiyyah, saudari Hamzah, tidak akan 
bersedih atau kalau saja aku tidak khawatir tindakanku 
akan menjadi Sunnah, pasti sudah kutinggalkan 
jenazahnya hingga dimakan binatang buas atau dimakan 
burung,” ujar Rasulullah Saw

Rasulullah Saw. berkata seperti itu karena tidak 
tahan melihat kondisi jenazah pamannya.
Ibn Mas‘ud juga menuturkan hadis lain tentang tangisan 
Rasulullah Saw. Suatu ketika Rasulullah Saw. duduk 
bersama Abdullah ibn Mas‘ud, lalu beliau berkata, 
“Bacakanlah Al-Quran untukku!”
“Bagaimana aku membacakannya kepada Tuan, 
sedangkan Al-Quran diturunkan kepada Tuan?” tanya 
Ibn Mas‘ud.
“Aku senang mendengarnya dari orang lain,” jelas 
Rasulullah Saw.
Maka, Abdullah ibn Mas‘ud pun membacakan 
Surah Al-Nisâ’ dari awal surah hingga ayat 41: Maka 
bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), apabila Kami 
datangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan 
Kami mendatangkanmu (Muhammad) sebagai saksi atas 
mereka itu (sebagai umatmu)?
Saat mendengar ayat itu dibacakan, Rasulullah Saw. 
berujar, “Cukup!”
Ibn Mas‘ud menghentikan bacaannya dan melihat 
kedua mata beliau meneteskan air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...