Selasa, 11 Maret 2025

91. Keimanan yang Menakjubkan

Pada suatu penghujung malam, menjelang shubuh, Rasulullah Saw. hendak berwudhu. Beliau bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah masih ada air untuk 

berwudhu?” Ternyata, tidak ada seorang sahabat pun yang memiliki air. Namun, mereka mendapatkan satu kantong yang masih menyisakan sedikit tetesan air, dan mereka membawanya kepada Rasulullah Saw. Kemudian, beliau memasukkan jari-jemarinya ke dalam kantong air itu. Saat beliau mengeluarkan tangannya, terpancarlah air dari sela-sela jarinya dengan deras. Para sahabat berbaris 

untuk berwudhu dengan air tersebut. Bahkan, Abdullah ibn Mas‘ud tidak hanya berwudhu, tetapi juga minum 

darinya. Setelah semua berwudhu, Rasulullah Saw. dan para sahabat mendirikan shalat shubuh berjamaah.

Sesudah shalat, Rasulullah Saw. duduk menghadap 

ke arah para sahabat, lalu bertanya, “Tahukah kalian, siapa yang paling menakjubkan imannya?


“Para malaikat,” jawab para sahabat.

“Bagaimana mungkin mereka tidak, sedangkan 

mereka adalah pelaksana perintah Allah? Mereka terus terusan menjalankan perintah Allah dan menunaikan 

amanah-Nya,” ujar Rasulullah Saw.

“Kalau begitu, para nabi,” tebak para sahabat.

“Bagaimana mungkin para nabi tidak beriman, 

sedangkan mereka menerima wahyu dari Allah Swt.?!”

Para sahabat terdiam sejenak, lalu berkata, “Kalau begitu, kami, para sahabatmu.”

Rasulullah Saw. berkomentar, “Bagaimana mungkin 

kalian tidak beriman, sementara, baru saja kalian menyaksikan sendiri apa yang baru saja terjadi.” 

(Maksudnya, para sahabat menyaksikan sendiri mukjizat 

yang ditampakkan Rasulullah Saw.).

“Kalau begitu, siapakah manusia yang paling 

menakjubkan imannya itu, wahai Rasulullah?” tanya para sahabat makin penasaran.

Rasulullah Saw. bersabda, “Mereka adalah kaum yang datang sesudahku. Mereka tidak pernah 

berjumpa denganku, tidak pernah melihatku. Namun, ketika menemukan Al-Quran terbuka di hadapan 

mereka, mereka lalu mencintaiku. Mereka mencintaiku dengan kecintaan yang luar biasa sehingga sekiranya 

mereka harus mengorbankan seluruh hartanya agar bisa berjumpa denganku, mereka akan menyerahkan seluruhnya.


Mudah-mudahan kita termasuk kelompok ini, 

kelompok yang tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah Saw. dan tidak pernah hidup sezaman, tetapi sangat 

mencintainya. Kita mengenalnya dari Al-Quran yang 

terbuka di depan kita. Kita mengetahuinya dari para ulama yang menyampaikan isi Al-Quran itu kepada kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...