Sabtu, 25 Januari 2025

61. Keutamaan Bagian Kanan

 Ummu Sulaim adalah perempuan Anshar dari Bani 

Najjar yang menikah dengan Malik ibn Nadhr. Dari 

pernikahannya itu ia dikaruniai seorang putra bernama 

Anas ibn Malik, yang kemudian menjadi pelayan 

Rasulullah Saw. dan kelak menjadi salah seorang sahabat 

yang banyak meriwayatkan hadis beliau. Namun, suatu 

hari, karena bertengkar dengan istrinya, Malik pergi 

merantau ke Syiria dan akhirnya meninggal dunia di 

sana. Setelah itu, perempuan yang terkenal cerdas dan 

memiliki dua bola mata yang sangat indah itu menikah 

dengan Abu Thalhah, seorang Anshar yang terkenal 

dermawan.

Hari ini, perempuan yang terkenal tabah dan berhati

mulia itu merasa sangat senang karena kedatangan tamutamu istimewa tanpa diduga. Mereka adalah Rasulullah 

Saw. disertai beberapa sahabat, termasuk Abu Bakar, 

Umar, dan seorang Arab Badui. Tentu saja, Ummu Sulaim 

dan keluarga senang bukan kepalang. Ia menyilakan


tamu-tamu istimewa itu masuk ke dalam rumah. Ketika 

Rasulullah Saw. duduk, orang Arab Badui itu duduk di 

sebelah kanan beliau, sedangkan Abu Bakar dan Umar 

duduk di sebelah kiri beliau.

Kemudian, Ummu Sulaim segera menghidangkan 
kepada Rasulullah Saw. dan para sahabat susu 
kambing yang diperah oleh Anas ibn Malik. Beliau 
pun dengan suka cita menerima hidangan itu dan 
meminumnya. Setelah menikmati hidangan, Rasulullah 
Saw. menyerahkan wadah berisi susu itu kepada orang 
Arab Badui yang berada di sisi kanan beliau. Rupanya 
Umar ibn Khaththab kurang suka dan berujar, “Wahai 
Rasulullah, serahkanlah wadah itu kepada Abu Bakar 
lebih dulu ....”
Namun, Rasulullah Saw. tetap menyerahkan wadah 
susu itu kepada orang Arab Badui, bukan kepada Abu 
Bakar. Sesudah orang Arab Badui itu menerima wadah 
itu, beliau berkata kepada semua, “Dahulukanlah orang 
yang di sebelah kanan! Dahulukanlah orang yang di 
sebelah kanan! Dahulukanlah orang yang di sebelah 
kanan!”
Tidak hanya itu, dalam berbagai aktivitas sehari-hari 
Rasulullah Saw. menyuruh kita untuk mendahulukan 
yang kanan atau memulai sesuatu dengan tangan kanan, 
termasuk makan, minum dan sebagainya, kecuali ketika

memasuki kamar mandi atau WC. Maksudnya, agar 
kita tidak meniru setan yang selalu melakukan sesuatu 
dengan tangan kirinya. 
Suatu ketika Rasulullah Saw. siap menyantap 
hidangan bersama anak tirinya, Umar ibn Abi Salamah. 
Anak itu kelihatan tak sabar untuk segera menikmati
hidangan itu. Rasulullah berkata kepadanya, “Duduklah, 
wahai Anakku. Sebutlah nama Allah, makanlah dengan 
tangan kananmu, dan makanlah yang dekat denganmu.”
Setelah dewasa, Umar ibn Salamah berkata, “Demi 
Allah, sejak saat itu, aku senantiasa makan dengan cara 
seperti itu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...