Sabtu, 07 Desember 2024

22. Mangkuk, Madu, dan Sehelai Rambut

 Suatu ketika Rasulullah Saw. mengajak Abu Bakar, 

Umar, dan Utsman r.a. bertamu ke rumah putrinya, 

Fatimah r.a. Di saat yang sama, Ali ibn Abi Thalib juga 

ada di sana. Setelah semua orang duduk, Fatimah r.a. 

menghidangkan madu pada sebuah mangkuk yang 

cantik. Namun, ketika madu itu dihidangkan, sehelai 

rambut jatuh ke dalamnya.

Rasulullah Saw. meminta semua sahabatnya untuk 

membuat satu kalimat perbandingan untuk ketiga 

benda itu (mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai 

rambut). Rasulullah Saw. meminta Abu Bakar yang mulai 

berbicara, disusul para sahabatnya yang lain.


Abu Bakar r.a. berkata, “Iman itu lebih cantik 

daripada mangkuk cantik ini. Orang yang beriman itu 

lebih manis dibanding madu, dan mempertahankan iman 

itu lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.”

Umar r.a. berkata, “Kerajaan itu lebih cantik daripada 

mangkuk cantik ini. Seorang raja itu lebih manis dari

⁹madu, dan memerintah dengan adil 

itu lebih sulit dibanding meniti sehelai rambut.”

Utsman r.a. tak mau kalah. Ia berujar, 
“Ilmu itu lebih cantik daripada mangkuk 
cantik ini. Orang yang menuntut ilmu itu 
lebih manis dari madu, dan beramal dengan ilmu 
yang dimiliki itu lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.”

Dan kemudian Ali r.a. berkata, “Tamu itu lebih cantik 
daripada mangkuk cantik ini. Menjamu tamu itu lebih 
manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai 
kembali pulang ke rumahnya jauh lebih sulit daripada 
meniti sehelai rambut.”

Rasulullah Saw. berpaling kepada putrinya, Fatimah 
r.a., memintanya membuat perbandingan. Dengan 
tenang Fatimah berkata, “Seorang wanita itu lebih cantik 
daripada mangkuk cantik ini. Wanita yang berjilbab itu 
lebih manis dari madu, dan mendapatkan wanita yang 
tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih 
sulit daripada meniti sehelai rambut.”
Akhirnya, Rasulullah Saw. berkata, “Orang yang 
mendapat taufik untuk beramal adalah lebih cantik
daripada mangkuk cantik ini. Beramal dengan amal yang 
baik itu lebih manis dari madu, dan beramal dengan 
ikhlas jauh lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.”

Malaikat Jibril a.s. berkata, “Menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik daripada mangkuk cantik. 
Menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk agama lebih 
manis dari madu, dan mempertahankan agama hingga 
akhir hayat lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.”

Dan, Allah berfirman, “Surga-Ku itu lebih cantik 
daripada mangkuk yang cantik itu. Nikmat surga-Ku lebih 
manis dari madu, dan menuju surga-Ku jauh lebih sulit 
daripada meniti sehelai rambut.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...