Sesampainya di bumi dari perjalanan Isra Miraj Nabi saw bertemu dengan sekelompok kafilah dagang Quraisy yang sedang dalam
perjalanan dari Syam menuju Mekkah. Nabi melihat satu unta mereka lari dari rombongan sehingga sebagian mereka mengejarnya. Nabi Muhammad saw juga melihat seekor unta merah yang patah kakinya. Nabi mengucapkan salam kepada mereka, dan tiba-tiba mereka merasa heran sambil berkata, “Itu seperti suara Muhammad”. Nabi Muhammad saw menemukan dua kendi air mereka yang berisi penuh, dan Nabi saw pun
meminum air pada salah satu dari kedua kendi tersebut kemudian meletakkannya kembali di tempat semula.
Menjelang subuh nabi Muhammad saw telah sampai di masjid al-Haram di dekat dua pamannya Hamzah dan
Ja’far yang tadi ditinggalkannya dalam keadaan tertidur.
Ketika pagi datang, nabi duduk bermenung di
dekat masjid al-Haram sambil kebingungan seakan sedang memikul beban yang berat. Beliau kebingungan memikirkan cara bagaimana mengumpulkan kaum Quraisy dan menceritakan perjalanan yang baru saja
dilakukannya. Nabi saw juga ragu apakah mereka akan menerima dan membenarkan cerita perjalanannya.
Ketika itulah datang Abu Jahal bertanya kepada beliau,
“Ya Muhammad! Saya melihat engkau seakan memikul beban yang sangat berat? Adakah sesuatu beban yang
memberatkan hatimu?” Nabi Muhammad saw
menjawab, “Betul, wahai Paman! Saya tadi malam
diperjalankan Allah SWT dari Masjid al-Haram ke Baitul Maqdis, dan dari Baitul Maqdis saya diajak berjalan naik
hingga langit ke tujuh dan Sidratul Muntaha. Perjalanan itu saya lakukan dalam waktu kurang dari satu malam”.
Abu Jahal melihat ini sebagai kesempatan emas untuk mempermalukan nabi Muhammad SAW. Diapun berkata, “Maukah engkau saya kumpulkan penduduk Mekkah dan engkau ceritakan kepada mereka apa yang engkau ceritakan kepadaku?”. Nabi Muhammad saw
dengan senang hati berkata, “Ya, tentu saja boleh paman”. Maka Abu Jahal segera mengumpulkan penduduk Mekkah untuk mendengarkan cerita nabi Muhammad melakukan perjalanan yang tidak masuk
akal dengan tujuan mengolok-olok nabi Muhammad saw.
Setelah orang-orang berkumpul, nabi Muhammad memulai ceritanya seperti yang diceritakannya kepada
Abu Jahal. Mendengar cerita nabi Muhammad saw yang melakukan perjalanan dari Makkah ke Palestina dan ke
langit hingga sidratul muntaha dan kembali lagi ke bumi hanya dalam waktu yang singkat semua tertawa
dan mengolok nabi Muhammad SAW. Sebagian berkata,
“Wahai Muhammad! Apakah engkau sudah gila, bukankah engkau tahu bahwa perjalanan dari Mekkah ke Baitul Maqdis saja harus ditempuh dalam waktu satu bulan? Lalu bagaimana mungkin dalam semalam engkau
bisa berjalan sejauh itu dan kembali lagi ke Mekkah”.
Ketika keributan itu terjadi, datanglah Abu Bakar dan mereka bertanya kepada Abu Bakar tentang berita yang baru disampaikan nabi Muhammad saw kepada mereka.
Abu Bakar dengan tenang menjawab, “Saya bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah benar”. Tidak puas dengan cerita nabi Muhammad saw
merekapun sepakat ingin menguji nabi Muhammad SAW
dengan beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk
mempermalukan beliau. Salah satu dari mereka berkata,
“Wahai Muhammad! Jika benar engkau sampai di baitul Maqdis, maka ceritakanlah kepada kami gambaran
masjid al-Aqsha, bentuk bangunannya, dan jumlah pintunya”. Awalnya nabi kesulitan untuk menjawab
karena memang nabi Muhammad SAW ketika melakukan perjalanan ke sana tidak sempat memperhatikan detail
masjid al-Aqsha tersebut. Tiba-tiba malaikat Jibril datang dan memperlihatkan setiap sisi masjid al-Aqsha kepada nabi Muhammad SAW. Dengan mudah akhirnya
nabi Muhammad bisa menjelaskan dengan sangat rinci gambaran masjid al-Aqsha kepada penduduk Mekkah
sesuai pertanyaan mereka. Ternyata jawaban Nabi saw tidak membuat mereka percaya begitu saja, dan merekapun meminta
bukti lain. Salah satunya bertanya lagi, “Jika memang engkau dari palestina pastilah engkau bertemu dengan
kafilah dagang yang sedang menuju Makkah. Coba anda jelaskan keadaan mereka kepada kami”. Nabi Muhammad SAW menjawab, “Ya, saya memang berpapasan dengan mereka. Saya melihat salah satu unta mereka lari dan keluar dari rombongan dan
merekapun mengejarnya. Salah satu unta mereka yang berwarna merah patah kakinya. Saat mereka beristirahat
dan meletakkan kendi air minum mereka di tanah, salah satunya saya minum dan saya letakkan kembali di tempat semula”. Mereka bertanya, “Hai Muhammad! Kira-kira
kapan mereka akan sampai di Mekkah?”. Nabi Muhammad SAW menjawab, “Mereka akan masuk kota Mekkah pada hari Rabu”.
Penduduk Mekkah pun menunggu kedatangan
kafilah tersebut untuk membuktikan kebenaran cerita nabi Muhammad saw tentang mereka. Sore hari rabu ternyata mereka belum juga memasuki kota Makkah. Di saat itulah Allah swt kemudian menahan matahari untuk
terbenam, sehingga siang lebih lama sampai satu jam.Sore hari Rabu itu kafilah dagang yang diceritakan memasuki kota Mekkah. Merekapun ditanya apa yang
terjadi dalam perjalanan menuju Mekkah dari Palestina. Mereka menceritakan sama seperti cerita nabi
Muhammad, di mana salah satu unta mereka lari dan memisahkan diri lalu merekamengejarnya. Unta mereka yang merah kakinya patah, serta salah satu kendi air
minum mereka yang ketika diletakkan penuh tiba-tiba menjadi kosong. Merekapun bercerita sepertinya ada suara Muhammad malam itu yang mengucapkan salam kepada mereka.
Mendengar cerita kafilah ini yang sangat sesuai
dengan cerita nabi Muhammad tentang mereka, beramai-ramai mereka berkata bahwa ini adalah salah
satu bentuk sihirnya Muhammad. Begitulah bahwa kaum Quraish masih belum bisa menerima kebenaran yang disampaikan nabi Muhammad saw kepada mereka sekalipun dengan bukti yang kuat dan tidak terbantahkan. Bahkan, sebagian yang sudah beriman menjadi murtad karena suit menerima cerita yang
disampaikan Nabi saw. Sehingga, wajar Allah
mengatakan bahwa peristiwa tersebut adalah ujian iman bagi manusia seperti disebutkan dalam surat al-Isra’ [17]: 60
Artinya: “dan tidaklah kami jadikan penglihatan yang kami perlihatkan kepada engkau kecuali ujian bagi manusia..”
Namun demikian, ketika mereka beramai-ramai
bertanya kepada Abu Bakar tentang apa yang
diceritakan Nabi Muhammad saw kepada mereka, Abu Bakar dengan lantang menjawab, “Saya percaya semua yang dikatakan Muhammad, bahkan lebih dari itupun saya percaya”. Demikianlah Abu Bakar yang menerima secara mutlak semua yang diceritakan Nabi SAW tentang
perjalanan yang maha dahsyat ini sekalipun menurut ukuran akal tidak logis, karena dia menerimanya dengan
keimanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar