Minggu, 09 Februari 2025

86. Kalimat yang Menjadi Cahaya

 Rasulullah Saw. pernah mengirim satu unit pasukan. Di antara mereka ada seseorang bernama Hudhair. Lantaran tahun itu paceklik (sedikitnya persediaan makanan), Rasulullah Saw. memberikan bekal kepada setiap personil pasukan, tetapi beliau lupa memberikan 

bekal kepada Hudhair, karena ia berada di barisan paling belakang.Meski demikian, Hudhair tetap ikut berangkat sambil 

mengharap pahala dari Allah dan bersabar. Ia terus mengulang-ulang kalimat thayyibah, “Lâ ilâha illallâh wallâhu akbar wa al-hamdu lillâh wa subhâna allâh wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (Tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, segala puji bagi Allah, Mahasuci 

Allah, dan tiada daya serta kekuatan kecuali bersama Allah)”. Hudhair juga melafalkan, “Ya Allah, Tuhanku, inilah sebaik-baik bekal.”

Lantaran wiridannya itulah, Malaikat Jibril datang menemui Rasulullah Saw. seraya berkata, “Rabbku mengutusku menemuimu, untuk menyampaikan bahwa engkau memberi bekal semua sahabatmu, tetapi lupa membekali Hudhair. Ia berada di barisan paling belakang 
dan terus mengucapkan, ‘Lâ ilâha illallâh wallâhu akbar wa al-hamdu lillâh wa subhâna allâh wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh’. Ia juga berkata, ‘Ya Allah, Tuhanku, inilah sebaik-baik bekal.’”
Jibril melanjutkan, “Sungguh, ucapannya itu 
akan menjadi cahaya baginya pada Hari Kiamat yang terbentang antara langit dan bumi. Maka, kirimkanlah bekal kepadanya.”
Mendengar penuturan Jibril, Rasulullah Saw. langsung memanggil seseorang dan menyuruhnya memberikan bekal kepada Hudhair. Beliau berpesan kepada si utusan 
agar jika telah menemuinya, hendaklah ia menghafal kalimat-kalimat yang diwiridkan Hudhair. Beliau juga berpesan agar utusan itu menyampaikan salam darinya dan mengatakan bahwa beliau lupa memberinya bekal, 
dan Allah mengutus Jibril untuk mengingatkannya.Jibril memberi tahu Rasulullah Saw. tentang posisi Hudhair yang masih tetap melafalkan kalimat-kalimat itu. 
Setelah bertemu, utusan Rasulullah itu mendekatinya dan berkata, “Rasulullah menyampaikan salam untukmu. Beliau mengutusku untuk memberikan bekal ini 
kepadamu. Beliau lupa memberimu bekal, lalu Jibril datang kepada beliau mengingatkan hal itu.

Hudhair hanya bisa memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah Saw., lalu berujar, “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Rabbku mengingatku dari atas tujuh lapis langit sana dan dari atas Arasy-Nya. 
Dia mengasihani rasa lapar dan kelemahanku. Ya Rabb, sebagaimana Engkau tidak melupakan Hudhair, jangan jadikan Hudhair lupa kepada-Mu!”
Si utusan menghafal apa yang diucapkan Hudhair, lalu bergegas kembali menghadap Rasulullah Saw. dan menyampaikan apa yang didengarnya dari Hudhair. 
Maka, Rasulullah Saw. bersabda, “Kalau saja saat itu kau tengadahkan kepalamu ke langit, pasti kau akan menyaksikan kata-katanya itu terbang seperti cahaya yang terang, terbentang antara langit dan bumi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

115. Kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah

Pernah mendengar nama Sa'ad bin Khaitsamah? Sa'ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama2 gugur dlm pertempuran. Namun berbeda waktu dan te...