Suatu hari Rasulullah Saw. berjalan melewati
tenda seorang Arab Badui. Saat itu, beliau tengah menempuh perjalanan bersama para sahabat menuju Khaibar untuk berperang. Mendengar ada orang yang lewat di dekat tendanya, orang Badui itu segera membuka penutup tenda dan bertanya, “Siapakah
kalian?”
Seorang sahabat menjawab, “Rasulullah dan para sahabatnya dalam perjalanan untuk berperang.”
“Apakah jika aku bergabung, aku akan mendapatkan sesuatu dari keuntungan dunia?” tanya Badui itu.
“Benar, siapa pun yang ikut serta akan mendapatkan bagian ganimah yang dibagi di antara kaum Muslim,” ujar seorang sahabat.
Mendengar jawaban itu, ia bergegas menuju
unta nya yang terikat, lalu menungganginya, dan bergabung dengan pasukan Islam. Dalam perjalanan, ia mendekatkan untanya di samping unta Rasulullah Saw.
Melihat perbuatannya, para sahabat yang bersikap waspada, berusaha menghalaunya dari sisi Rasulullah Saw. Namun, beliau menahan mereka seraya berkata,
“Biarkan ia mendekatiku. Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya ia adalah salah seorang penghuni surga.”
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa orang Badui itu berasal dari Habsyi dan berkulit hitam. Ia bekerja sebagai penggembala kambing milik seorang Yahudi.
Ketika bertemu Rasulullah, ia tertarik pada Islam, lalu menyatakan keimanannya. Rasulullah Saw. pun menerangkan Islam kepadanya dan beliau tidak pernah meremehkan siapa pun yang memeluk Islam.Kemudian, terjadilah peperangan antara kaum Muslim melawan Yahudi Khaibar. Orang Badui itu pun
tak mau ketinggalan. Ia ikut berperang di pihak Islam. Tak lama kemudian, ia mendapatkan anugerah syahid, terkena lemparan batu yang menewaskannya, padahal ia belum pernah mendirikan shalat sekali pun.
Peristiwa syahidnya orang Badui itu disampaikan kepada Rasulullah Saw., yang bergegas mendatanginya,
dan duduk di sisi kepalanya. Rasulullah Saw. tersenyum dan tampak gembira … tetapi kemudian beliau memalingkan wajahnya
Para sahabat heran, lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, kami melihatmu tersenyum, tetapi kenapa setelah itu engkau berpaling?”
Rasulullah Saw. menjawab, “Apabila kalian melihatku bergembira, itu karena kemuliaan ruhnya di hadapan Allah Swt. Aku memalingkan kepala karena saat ini Istrinya dari kalangan bidadari sedang berada di dekat kepalanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar